• Kelas /Semester : X/Semester 2
Hujan adalah peristiwa jatuhnya butir-butir air dari atmosfer ke permukaan bumi. Proses terjadinya hujan didahului oleh proses kondensasi yaitu berubahnya uap air menjadi titik-titik air. Titik-titik air itu melayang-layang di udara dan berkumpul menjadi bentuk yang lebih besar dan berat. Kumpulan titik-titik air di udara dinamakan awan. Jika awan di atmosfer terus naik, maka titik-titik air di udara akan semakin jenuh kemudian terjadilah hujan.
• Alat dan Bahan :
1. Kamera
• Langkah-langkah :

- Adanya awan Cumulus (Cu) yang merupakan awan yang terbentuk karena udara naik yang banyak mengandung uap air dan yang menyebabkan terjadinya hujan. Awan ini memiliki ciri-ciri; bentuknya bergumpal-gumpal dan dasarnya rata.
- Pada perkembangan selanjutnya terbentuk awan Cumulonimbus (Cu-Nb) adalah awan yang menimbulkan hujan lebat disertai kilat dan Guntur. Awan ini memiliki ciri-ciri; volumenya besar, posisinya rendah, awannya tebal, dan puncaknya melebar.
2. Mengukur perubahan suhu yang terjadi selama proses perubahan bentuk awan
- Pada saat perubahan bentuk awan Cumulus menjadi awan Cumulonimbus terjadi

3. Melakukan pengamatan kondisi langit setelah hujan terjadi, kemudian menentukan jenis awan yang menunjukkan cuaca cerah.
- Setelah hujan turun, perlahan-lahan ketebalan awan semakin berkurang (tingkat keawanan rendah) dan suhu udara kembali normal karena radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi dapat dipantulkan kembali ke ruang angkasa.
- Maka setelah hujan terjadi terbentuk awan menengah seperti awan Altocumulus yang merupakan awan yang berwarna putih dan tampak seperti gumpalan kapas, ciri-cirinya; awanya kecil dan banyak.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar