Senin, 18 Januari 2010

Revitalisasi Kurikulum Sarjana Pendidikan Geografi - 2

KURIKULUM TERPADU PENDIDIKAN GEOGRAFI

Keempat faktor di atas merupakan landasan bagi revitalisasi kurikulum pendidikan geografi yang bersifat terpadu guna mendorong pengembangan pemikiran komprehensif. Geografi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena keruangan fisik dan manusia di permukaan bumi, berupa persamaan dan perbedaannya serta interaksi antara manusia dengan lingkungan kehidupannya, berdasarkan pada pendekatan keruangan, ekologikal, dan kompleks wilayah (Suharyono dan Amien, 1994; Peet, 1998), harus mampu mensinergikan hubungan antar wilayah dan hubungan antar komponen penyusun wilayah. Dalam dunia pendidikan geografi juga harus mampu mensinergikan hubungan antar materi-materi yang bersifat mandiri dalam kurikulum.

Karakteristik keilmuan geografi tersebut menuntut adanya cara berfikir yang komprehensif dalam melihat tema-tema permukaan bumi. Cara berfikir komprehensif dalam memandang fenomena permukaan bumi merupakan kompetensi geografi yang membedakan dengan keilmuan lainnya yang sama-sama menggunakan objek muka bumi. Oleh sebab itu model kurikulum terpadu merupakan solusi tawaran bagi pengajaran di pendidikan geografi.

Kurikulum terpadu merupakan bagian dari inovasi pembelajaran yang mencoba menjawab permasalahan kehidupan yang semakin multidimensional. Pembelajaran bersifat monodimensi bagi geografi sebagai penjabaran dari spesifikasi perkembangan ilmu tentunya tetap berada di dalam suatu kerangka besar pemahaman geosistem yang sangat multidimensional. Disinilah pentingnya kurikulum terpadu sebagai pembangun pola pikir komprehensif untuk menggeser pola pikir parsial.

Definisi kurikulum terpadu dapat dibangun dari kerangka konsep, tujuan, dan implementasinya (Harsono (ed), 2005). Dari konsep paling sederhana diartikan sebagai “hubungan bermakna antara berbagai subjek”. Ciri kurikulum terpadu adalah : (1) ada kombinasi dari beberapa subjek, (2) mendorong peserta didik untuk mencari sumber belajar eksternal yang luas, (3) ada hubungan di antara beberapa konsep, (4) unit tematik merupakan organisasi dasar, dan (5) bersifat fleksibel dalam waktu dan kelompok peserta didik. Salah satu model dalam konteks pembelajaran kurikulum terpadau adalah pembelajaran berbasis masalah sebagai implementasi dari filsafat konstruktif yang selama ini dianggap memberikan pengalaman belajar yang efektif. Gambar 1 menjelaskan hal tersebut.

Pembelajaran berbasis masalah dalam konteks kurikulum terpadu menggunakan metode sarang laba-laba, yaitu adanya saling keterkaitan antara masing-masing matakuliah sehingga akan menghasilkan cara pandang yang komprehensif. Bagian tengah merupakan fokus utama kajian yang berupa tema tertentu. Keterkaitan antar matakuliah ini untuk menjembatani antar berbagai matakuliah geografi maupun ilmu bantu geografi. Pada Gambar 2 di bawah ini akan dicontohkan hubungan antar matakuliah untuk mendukung tema longsorlahan pada matakuliah geografi bencana.

Bencana longsorlahan merupakan suatu fenomena permukaan bumi yang didalamnya berperan banyak faktor pasif seperti litologi, tanah, bentuklahan, dan hidrologi. Faktor aktif sebagai pemicu biasanya curah hujan, penggunaan lahan, atau gempabumi. Keterkaitan beberapa matakuliah mampu menjelaskan secara komprehensif bencana longsorlahan. Curah hujan ekstrim yang terjadi secara lokal kadang sebagai respon dari perubahan iklim pada tingkat regional maupun global, demikian juga prilaku masayarakat lokal dalam penggunaan lahan kadang sebagai akibat dari eksploitasi sumberdaya yang berasal dari wilayah lain. Logika berfikir saling berhubungan antar banyak faktor dan antar wilayah ini merupakan kompetensi yang perlu dikembangkan oleh pendidikan geografi

Kurikulum terpadu menuntut adanya keterhubungan antar semua matakuliah. Suatu contoh akan dijabarkan usulan kurikulum pendidikan geografi. Secara garis besar matakuliah dapat dikelompokkan menjadi enam bagian yang meliputi matakuliah kepribadian, matakuliah istitusional, matakuliah dasar profesi, matakuliah keahlian, matakuliah keahlian umum, dan matakuliah keahlian pilihan. Keterpaduan antar matakuliah dalam kurikulum terpadu dibangun berdasarkan tujuan pendidikan yang tervisualkan dalam bentuk visi profil individu lulusan. Gambar 3 merupakan suatu contoh kurikulum terpadu pendidikan geografi, sedangkan rincian kurikulum pada Lampiran 1.

Dalam gambar tersebut kelompok matakuliah terbagi dalam dua kompetensi yaitu kompetensi utama dan pendukung. Kompetensi tersebut tervisualkan dalan visi profil individu lulusan. Hubungan bermakna antar matakuliah akan mengkerucut pada matakuliah keahlian pilihan yang didasarkan pada kompetensi praktis di ranah psikomotorik mengikuti tema kompetensi keilmuan dan pekerjaan masa mendatang.

Tidak ada komentar: