Sabtu, 09 Januari 2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Pengantar

Terdapat lima macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru yang dapat dijadikan bahan ajuan kenaikan pangkat dan naskah portofolio sertifikasi guru, satu diantaranya membuat Karya Tulis ilmiah (KTI).
KTI secara operasional didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Jenis KTI yang populer ada empat yaitu (1) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (2) eksperimen, (3) deksriptif analitis, dan (4) deskriptif interpretatif.
Dari seluruh jenis KTI yang disusun guru, penilai KTI biasanya akan mengidentifikasi tulisan berdasarkan unsur APIK (Asli, perlu, ilmiah, dan konsistensi) sebagai kriteria penerimaan/penolakan KTI guru.
Berikut ini adalah kriteria penerimaan KTI

Asli, penelitian harus merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur. Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran.
Cara identifikasi penilai dalam mencurigai ketidak aslian KTI:
(1) terdapat bagian-bagian tulisan, atau petunjuk lain yang menunjukkan bahwa karya tulis itu merupakan skripsi, penelitian atau karya tulis orang lain yang diubah di sana-sini dan digunakan sebagai KTI (misalnya bentuk ketikan yang tidak sama, tempelan nama, dan lain-lain)
(2) terdapat petunjuk adanya lokasi dan subjek yang tidak konsisten. Guru mengajar di sekolah A tetapi melaporkan hasil KTI di sekolah B.
(3) Terdapat tanggal pembuatan yang tidak konsisten, tidak akurat
(4) Waktu pelaksanaan pembuatan KTI yang kurang masuk akal (misalnya pembuatan KTI yang terlalu banyak/tebal dalam kurun waktu tertentu).
(5) Adanya kesamaan isi, format, gaya penulisan yang sangat mencolok dengan KTI yang lain.

Perlu, permasalahan yang dikaji pada penelitian itu memang perlu, mempunyai manfaat. Bukan hal yang mengada-ada, atau memasalahkan sesuatu yang tidak perlu lagi dipermasalahkan.
Ciri KTI yang tidak perlu:
(1) masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si penulis.
(2) Masalah yang ditulis tidak menunjukkan adanya kegiatan nyata penulis dalam peningkatan/pengembangan profesinya.
(3) Permasalahan yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang ada sebelumnya, telah jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya dan merupakan hal yang mengulang-ulang.
(4) Tulisan yang diajukan tidak termasuk pada macam KTI yang memenuhi syarat untuk dapat dinilai (lihat Kepmen Diknas RI No. 151/U/2003)

lmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah. Peneliltian harus benar, baik teorinya, faktanya maupun analisis yang digunakannya.
KTI yang tidak ”ilmiah”:
(1) masalah yang dituliskan berada di luar khasanah keilmuan (misalnya menterjemahkan surat Yasin, menciptakan siulan, dan lain-lain)
(2) latar belakang masalah tidak jelas sehingga tidak dapat menunjukkan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan masalah tersebut dengan upayanya untuk mengembangkan profesinya.
(3) Rumusan masalah tidak jelas sehingga kurang dapat diketahui apa adanya yang akan akan diungkapkan pada KTI-nya.
(4) Kebenarannya tidak terdukung oleh kebenaran teori, kbenaran fakta dan kebenaran analisisnya.
(5) Landasan teori terlalu luas dan tidak sesuai dengan permasalahan yan dibahas.
(6) Pada KTI hasil penelitian (bukan PTK) tidak tampak metode penelitian, sampling, data, analisis.
(7) Kesimpulan tidak/belum menjawab permasalahan yang diajukan

Konsisten, penelitian harus dIsusun sesuai dengan kemampuan penyusunnya. Bila penulisnya seorang guru, maka penelitian haruslah berada pada bidang kelimuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut. Penelitian di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah yang bertujuan dengan upaya peningkatan mutu hasil pembelajaran dan siswanya, di kelas atau di sekolahnya.
Ciri KTI yang tidak konsisten:
(1) masalah yang dikaji tidak sesuai dengan tugas si penulis
(2) masalah yang dokaji tidak sesuai dengan latar belakang keahlian atau tugas pokok penulisnya.
(3) Masalah yang dikaji tidak berkaitan dengan upaya penulis untuk mengembangkan profesinya sebagai guru

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.PENDAHULUAN
Kegiatan penelitian menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yang profesional. Namun kenyataaan yang ada , guru jarang melakukan kegiatan yang satu ini. Bermacam alasan disampaikan seperti : kurang memiliki kemampuan meneliti/kurang pengalaman, keterbatasan waktu karena penelitian sering kali harus meninggalkan jam mengajar, penelitian membutuhkan dana yang besar, dan sebagainya. Kenyataan diatas rupanya menjadikan perhatian, sehingga akhirnya diciptakanlah formulasi penelitian yang sesuai untuk guru yakni Classroom Action Research atau yang lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tersebut merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) yang mempertemukan antara pendekatan eksperimental dalam ilmu sosial dengan program tindakan sosial untuk memecahkan isu-isu pokok yang berkembang dimasyarakat. Esensi penelitian tindakan terletak pada adanya tindakan dalam situasi alami untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis atau meningkatkan kualitas praktis (Nurul, 2003 : 54).
Penelitian tindakan menutrut Kemmis (1994) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan merupakan suatu bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan itu sendiri serta situasi dimana pekerjaaan tersebut dilakukan. Sedangkan menurut Kurt Lewin penelitian tindakan merupakan suatu rangkaian langkah(a spiral steps) dimana setiap rangkaian langkah terdiri empat tahap seperti; perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Selanjutnya Natawijaya dkk mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan , yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, dalam memperdalam pemahaman tindakan-tindakan yang dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas merupakan studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tersebut.


B.TUJUAN PENELITIAN KELAS
1.PTK merupakan upaya perbaikan, peningkatan dan perubahan kearah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah dalam praktek pembelajaran secara berkesinambungan.
2.PTK merupakan salah satu langkah strategis guru untuk meningkatkan layanan kependidikan secara keseluruhan.
3.PTK sebagai sarana pengembangan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi permasalahan pembelajaran yang dihadapi di kelas.
4.PTK merupakan salah satu sarana untuk menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru.


C. KARAKTERISTIK PTK
Dibandingkan penelitian lain, penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya, yakni:
1.Situasional, artinya kegiatan PTK berangkat dari permasalahan yang terjadi dalam tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas.
2.kontekstual, artinya upaya pemecahan masalah baik yang berupa model atau prosedur tindakan tidak terlepas dari konteks (sosial,politik,budaya) dimana proses pembelajaran tersebut berlangsung.
3.Kolaboratif, artinya PTK dilakukan dengan beberapa guru/teman sejawat baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan profesi(KKG/MGMP).
4.Self-reflektive dan self-evaluative, dimana pelaksana dan pelaku tindakan melakukan refleksi da evaluasi diri terhadap hasil/perubahan yang dicapai, karena PTK memiliki langkah-langkah dalam suatu daur/siklus mulai : perencanaan,tindakan , pengamatan dan refleksi.
5.Fleksibel, dalam arti PTK memberikan sedikit kelonggaran dalam pelaksanaan tanpa melanggar kaidah metodologi ilmiah. Contoh satu kelas yang di ajar sendiri.


D. PROSDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Prosedur pelakasanaan PTK mencakup : (1). Penetapan fokus masalah penelitian, (2). Perencanaan tindakan, (3). Pelaksanaan tindakan dan observasi, (4). Analisis dan refleksi, (5). Perencanaan dan tindak lanjut.
1. Penetapan fokus masalah penelitian
a.Ketika guru sedang atau telah melaksanakan pembelajaran, pasti pernah terbersit perasaan tidak puas terhadap praktek pembelajaran yang dilakukannya, bahwa masih ada sisi-sisi kelemahan dalam implementasi pembelajarannya
b.Identufikasi masalah
Bertolak dari adanya masalah maka guru dapat mengidentifikasi permasalahan, seperti misalnya:
o Hasil rata-rata nilai geografi rendah.
o Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran geografi
o Kurang adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam roses pembelajaran
o Kurangnya pemanfaatan media/alat peraga.
c.Perumusan masalah
Dari beberapa permasalahan yang timbul, perlu dilakukan pemilahan masalah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o Masalah tersebut menunjukkan kesenjangan antara fakta/teori dengan kondisi ideal yang sebenaranya yang dihsdspi guru dalamproses pembelajaran.
o Adanya kemungkinan dicarikan solusinya melalui tindakan yang konkrit yang dapat dilakukan guru jangan memilih masalah yang berada diluar kemampuan/kekuasaan guru untuk mengatasinya.
o Masalah tersebut memungkinkan dicari faktor yang menimbulkannya yang dapat digunakan sebagai landasan untuk merumuslkan alternatif pemecahannya.
o Pilih permasalahan yang dirasa penting serta melibatkan guru dalam aktivitas yang diprogramkan sekolah.
o Tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas.
o Kaitksn PTK dengan prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
Selanjutnya setelah menetapkan fokus permasalahan, maka perlu merumuskannya secara lebih jelas, spesifik dan operasional, yang akan membuka peluang guru untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Contoh perumusan masalah :
Apakah dengan menampilakan model peta dari yang sederhana sampai yang lengkap dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar geografi?
2.Perencanaan Tindakan
Berbeda dengan hipotesis penelitian tindakan umumnya, hipotesis tindakan yang dilakukan dalam PTK merupakan suatu solusi yang diharapkan dapat memecahkan masalah yang diteliti. Menurut Soedarsono (1997) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan, yakni :
o Alternatif tindakan dirumuskan berdasarkan hasil kajian sehingga mempunyai landasan yang mantap secara teoritis atau konseptual.
o Alternatif tindakan perlu dipertimbangkan, dikaji ulang baik dari segi relevansinya dengan tujuan, bentuk tindakan dan prosedurnya, kepraktisan dan optimalisasi hasil serta cara penilaiannya.
o Pilih alternatif tindakan yang dinilai paling menjanjikan hasil yang optimal namun tetap dalam jangkauan kemampuan guru sesuai situasi dan kondisi sekolah.
o Tentukan langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan serta cara-cara untuk mengetahui hasilnya.
o Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan guna membuktikan bahwa telah terjadi perubahan, perbaikan atau peningkatan meyakinkan.
Untuk merumuskan tindakan, peneliti dapat melakukan kajian terhadap :
• Teori pembelajaran danpendidikan
• Hasil penelitian yang relevan
• Hasil diskusi dengan rekan sejawat maupun pihak lain.
Contoh:
Dengan mengoptimalkan penggunaan model-model peta dalam proses pembelajaran terdapat peningkatan minat siswa kelas IA dalam belajar geogarafi sehingga prestasi siswa dalam belajar Geografi dapat meningkat pula.


3.Persiapan Tindakan.
Memuat persiapan yang dilakukan guru baik materi, sarana prasarana hingga langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan dalam PTK.
4.Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dilakukan ssesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun sebelumnya. Sedangkanobservasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung. Dengan demikian observasi dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan tindakan.
5.Refleksi dan Tindak Lanjut
Refleksi merupakan perenungan yang mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan proses serta hasil tindakan. Proses analisis dilakukan sesuai data yang dikumpulkan. Jika menggunakan data kualitatif, dapat menggunakan model analisis Miles dan Hubberman (1984) yang meliputi :
a.Reduksi data, yakni memilih data yang relevan, penting dan bermakna. Kemudian menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi secara sistematis dan logis
b.Sajian deskriptif, diwujudkan dalam narasi, gambar, tabel, maupun bentuk visual lain sistematis dan logis.
c.Kesimpulan, merupakan intisari dari analisis yang memberikan pernyataan tentang dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil refleksi ini biasanya akan muncul permasalahan atau pemikiran baru sehingga perlu perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang serta diikuti oleh refleksi ulang sampai permasalahan dianggap teratasi.
D. PROPOSAL PTK
Secara sederhana, proposal penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. JUDUL
Hendaknya dirumuskan secara singkat ,jelas, dan sederhana.
2. LATAR BELAKANG MASALAH
Penyebab terjadinya masalah (adanya kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan).
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi berdasarkan latar belakang masalah.
4. PEMBATASAN MASALAH
Batasan masalah yang akan diteliti sesuai kemampuan, waktu, dan serta situasi dan kondisi yang ada.
5. PERUMUSAN MASALAH
Merumuskan masalah secara jelas dan operasional.
6. TUJUAN PENELITIAN
Maksud dilaksanakannnya penelitian.
7. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian bagi guru, sekolah, siswa, maupun orang lain.
8. KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Landasan teori tentang objek penelitian, kerangka berpikir, serta alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk dapat mengatasi masalah.
9. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian
• Nama sekolah
• Alamat
• Kelas
• Lingkungan fisik dan sosial
Karakteristik subyek penelitian
• Komposisi siswa
• Kemampuan akademik
• Latar belakang sosial ekonomi keluarga
• Motivasi belajar
• Dll.
10. VARIABEL YANG DI TELITI ANTARA LAIN:
o Variabel input, yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran,sumber belajar, lingkungan belajar,dsb.
o Variabel proses, yang terkait dengan proses pembelajaran ,ketrampilan mengajar, implementasi metode pengajaran, dsb.
o Variabel output, seperti minat siswa, kemampuan siswa, hasil belajar siswa, dsb.
11. RANCANGAN TINDAKAN
o Perencanaan tindakan
Memuat langkah-langkah persiapan/perencanaan tindakan antara lain
1. Membuat skenario pembelajaran yang menarik, sesuai rencana tindakan yang akan dilakukan.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan seperti gambar-gambar, alat peraga, dsb.
3. Mempersiapakan instrumen penelitaian yang diperlukan, seperti format, pengamatan, kuisioner, pedoman wawancara, tes prestasi dan sebagainya.
4. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlakasanaan rancangan, serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan nantinya.
o Tindakan
Memuat langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan secara terperinci, termasuk kegiatan penilaiannya.
o Observasi
Berisi prosedur pengumpulan data baik pada saat pelaksanaan tindakan dan terdapat komponen lain mendukungnya.
o Refleksi
Berisi prosedur analisis terhadap hasil pemantauan/observasi dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan dilakukan.
12. PENGUMPULAN DATA
o Jenis data
Misal : format/lembar pengamatan, pedoman wawancara, alat evaluasi/soal, check list.
o Teknik pengumpulan data
Misal : observasi, wawancara, pre test dan post test, mencatat dokumen.
13. TIM PENELITI DAN TUGASNYA
14. INDIKATOR KINERJA
Merupakan alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
15. JADWAL PENELITIAN
16. RENCANA PEMBIAYAAN(apabila memperoleh bantuan dana).
17. DAFTAR PUSTAKA
Meskipun PTK lebih fleksibel dibanding penelitian lain namun tetap tidak diperkenankan mengabaikan kaidah-kaidah keilmuan.


F. LAPORAN PTK
Dilihat dari prosesnya tahap penulisan laporan penelitian terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Perencanaan : dituangkan dalam rancangan atau proposal penelitian.
2. Pelaksanaan : berisi kegiatan pengumpulan dan analisis data
3. Pelaporan : berisi kegiatan pengkomunikasian prosedur dan temuan penelitian.
Fungsi pokok dari penulisan laporan penelitian adalah :
1. sebagai pertanggungjawaban ilmiah.
2. sebagai media informasi ilmiah.
3. sebagai masukan bagi pengambil kebijakan atau orang yang berkepentingan.
4. sebagai media sosialisasi informasi bagi masyarakat luas.
5. sebagai pertanggungjawaban administratif bagi pemberi dana penelitian
Model laporan PTK dapat menggunakan format penelitian sebagaimana biasanya, namun ada hal khusus yang terletak pada hasil penelitian yang berulang-ulang(sesuai jumlah siklusnya). Laporan didasarkan pada proposal penelitian dan berkembang sesuai dengan hasil penelitian dilapangan. Untuk PTK, format laporan dapat berbentuk sebagai berikut.



Halaman judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Abstrak
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan dan manfaat
BAB II : KAJIAN PUSTAKA/TEORITIS
A. Kajian teoritik
B. Hipotesis tindakan
C. Analisis penyebab
D. Kerangka berpikir
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Instrumen Penelitian
D. Kerangka Analisis data
E. Subyek dan Waktu Penelitian
BAB 1V. : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus Pertama
B. Hasil Penelitian Siklus kedua
C. Hasil Penelitian Siklus Ketiga
BAB V . : KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

G. PENUTUP
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam penerapan PTK antara lain adalah :
o Memiliki kemauan untuk memperbaiki kinerja sendiri.
o Memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritk terhadap kelemahan penampilan.
o Memandang kolaborator bukan sebagai hakim, polisi atau pengawas, tetapi sebagai pendamping guru(team –teaching).
Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi guru dengan harapan :
o Guru terbiasa melakukan perbaikan kerja.
o Guru memiliki konsesi menjadi peneliti.
o Guru bebas mengembangkan sikap inovatif secara kreatif.
o Guru terbiasa membuat alat bantu pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud, 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Jakarta : Dirjen Dikti.

Nurul Zuriah, 2003 .Penelitian Tindakan Di Bidang Pendidikan Dan Sosial. Malang : Banyumedia Publishing.

Sudarsono, FX , 1997. Rencana, Desain dan Implementasi. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : UP3SD-BP3SD-UKMP.SD.

Sukaryana. I Wayan , 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : PPPG IPS dan PMP.

Wahyu, dkk. 2000. Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.


Lampiran 1 :
KERANGKA PIKIR DALAM PTK

JUDUL : Upaya meningkatkan minat belajar geografi melalui penampilan model-model peta pada siswa kelas IA SLTP I

• Nilai rata-rata Geografi rendah
• Diduga minat belajar rendah


PERENCANAAN

TINDAKAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

Lampiran 2 :

PELAKSANAAN SIKLUS DALAM PTK
PERENCANAAN :
1. Membuat skenario pembelajaran yang menarik.
2. PBM menggunakan metode demonstrasi.
3. Menyiapkan model peta sederhana (denah).
4. Menyiapkan materi tentang pengetahuan peta, atlas dan globe.
5. Merancang penilaian.

PELAKSANAAN :
1. Melaksanakan pre test.
2. Memberi sedikit informasi mengenai peta, atlas dan globe.
3. Membagi siswa menjadi 5 kelompok.
4. Masing-masing kelompok diberi contoh peta sederhana (denah).
5. Menugaskan siswa untuk membuat peta sederhana.
6. Melakukan bimbingan selama pembuatan peta
7. Melakukan post test.

OBSERVASI :
1. Mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran.
2. Mengamati pelaksanaan proses pembelajaran :
o Penerapan metode demonstrasi
o Pelaksanaan bimbingan.
o Upaya menarik minat siswa melalui penampilan model peta
o Upaya memotivasi siswa.
3. Wawancara singkat dengan guru dan siswa setelah selesai tindakan.

REFLEKSI :
o Temuan-temuan pada siklus 1 akan dianalisis dan dideskripsikan untuk merivisi rencana siklus selanjutnya.

MINAT BELAJAR GEOGRAFI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar Geografi.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah model pembelajaran group Investigation (menemukan secara berkelompok) dapat meningkatkan minat belajar Geografi bagi siswa ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar siswa meningkatkan minatnya dalam belajar Geografi; sehingga siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap yang positif.

1.4 Manfaat Dan Hasil Penelitian

a. Siswa : Siswa termotivasi sehingga senang belajar Geografi dan dapat memperoleh pengalaman belajar.

b. Guru : Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran.

c. Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

d. Pengembangan Kurikulum : Merupakan upaya penyempurnaan Kurikulum

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

2.1 Minat

Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus : 1981). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami; Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.

Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.

2.2 Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. (Hamalik Pemar : 2001)

Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.

Suasana kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskansiswa itu salah satunya dapat tercipta melalui model pembelajaran Group Investigation.

2.3 Model Pembelajaran Group Investigation (Sharan, 1992)

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan ( Richey, 1986 ). Group investigation adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan prinsip.

Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation :

a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi

d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan

e. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok

f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

g. Evaluasi

h. Penutup

Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model pembelajaran ini minat belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI yang berlokasi di Jalan Pahlawan No. 52 Mojosari Mojokerto. Jumlah siswa 17 orang, dengan latar belakang sosial ekonomi yang heterogen.

3.2 Persiapan Penelitian

Untuk memperlancar pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, kami telah mempersipkan instrumen dan penilaian.

3.3 Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini menggunakan dua kali siklus, yaitu

Siklus pertama yang meliputi :

A. Pendahuluan

Mempersiapakan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu :

KD : Memprediksi dinamika perubahan atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.

Indikator : Menganalisa dinamika unsur-unsur cuaca.

B. Langkah Utama

1). Guru membagi siswa dalam 4 kelompok

2). Guru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu mengamati unsur unsur cuaca secara berkelompok.

3). Guru memanggil ketua kelompok dan masing-masing diberi tugas mengamati : intensitas sinar matahari, mengukur suhu udara,

mengamati arah dan kecepatan angin, awan dan kelembaban udara di luar kelas.

4). Masing-masing kelompok mengamati dan mendiskusikan materi sesuai dengan tugasnya secara kelompok.

5). Setelah selesai diskusi, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.

C. Langkah Penutup

Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang melakukan pengamatan dan diskusi itu.

Siklus kedua menunggu refleksi siklus ke-1

3.4 Pembentukan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator meneliti menggunakan instrumen berupa :

a. Catatan yang meliputi “ Persiapan, pelaksanaan dan penelitian “

b. Lembar evaluasi

c. Lembar Observasi

d. Angket

3.5 Analisa Dan Refleksi

Data yang dicatat tiap langkah meliputi :

a. Data hasil pemahaman materi belajar

b. Data hasil minat belajar dalam melaksanakan tugas mengamati cuaca dan diskusi

Data di atas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang hendak dicapai.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Model pembelajaran Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI, karena belum pernah . Tahap awal praktek peneliti agak banyak menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk memperoleh pengalaman belajar; seperti bagaiman menggunakan alat-alat, bagaimana mencatat hasil penelitian, membuat kesimpulan, berdiskusi dan menyampaikan hasil pembahasan (mempresentasikan). SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI belum mempunyai laboratorium yang memadai, sehingga siswa kurang diadakn praktikum. Setelah siswa dianggap cukup untuk memahami model pembelajaran Group Investigation, selanjutnya pembelajaran diberikan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan berikutnya (2 jam pelajaran)

1). Disajikan dan dijabarkan KD hingga siswa memahami akan apa yang akan dipelajari

2). Menginterpretasikan materi pelajaran yang akan dijabarkan.

3). Menata indikator sesuai dengan kelompok-kelompoknya.

4). Membentuk kelompok

5). Memonitor seluruh tugas siswa

6). Mendiagnose kesulitan siswa

7). Melakukan penilaian

Angket siswa terhadap pelajaran Geografi

ª Dberikan sebelum memulai pembelajaran.

Hasilnya : Kurang berminat

ª Observasi aktivitas guru dalam perencanaan sangat baik, sedangkan dalam

pelaksanaan diperoleh hasil baik

ª Observasi minat siswa dalam belajar diperoleh hasil cukup baik.

Refleksi I

Dari data observasi minat siswa dalam belajar Geografi diperoleh hasil cukup

baik, hal ini disebabkan karena dalam membuat laporan dan mempresentasikan

hasil penemuannya kurang terbiasa.

Refleksi II

Dari data observasi minat siswa diperoleh hasil baik, hal ini karena siswa sudah

lancar dan mulai senang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI dengan menggunkan metode pembelajaran Group Investigation ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa masih belum terbiasa. Setelah ada motivasi maka pada pelaksanaan siklus kedua ada

perubahan yang sangat berarti ke arah yang sangat baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat dalam belajar Geografi.

5.2 Saran

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran yang berkaitan dengan usaha peningkatan minat belajar bagi siswa sebaiknya menerapkan model pembelajaran Group Investigation.

MINAT BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

1.1 Latar Belakang

Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar Geografi.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah model pembelajaran group Investigation (menemukan secara berkelompok) dapat meningkatkan minat belajar Geografi bagi siswa ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar siswa meningkatkan minatnya dalam belajar Geografi; sehingga siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap yang positif.

1.4 Manfaat Dan Hasil Penelitian

a. Siswa : Siswa termotivasi sehingga senang belajar Geografi dan dapat memperoleh pengalaman belajar.

b. Guru : Dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran.

c. Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

d. Pengembangan Kurikulum : Merupakan upaya penyempurnaan Kurikulum

Pembelajaran Geografi Menggunakan earth.google.com

Pada materi PJ dan SIG kadang kita kesulitan dalam menyediakan bahan ajarnya, misalnya contoh-contoh foto udara hasil dari pengideraan jauh. Tak perlu susah, bingung cari. Kita bisa tinggal tulis ”google earth” mesin pencari di google. Hasil pencarian akan menemukan subsitus google yaitu earth.google.com. Untuk membuka foto udara pada google earth tersebut kita membutuhkan software Google Earth. Ada yang cuma-cuma, misalnya Google Earth 4.xx yang bisa kita download langsung di situs itu. Atau kalau mau yang berbayar yang disertai dengan fitur yang lebih hebat dan powerfull bisa kita download yang versi Pro. Kalau sudah didownload lalu install software Google Earth tersebut di komputer. Jika sudah selesai tinggal kita klik file execute dari program itu, kemudian tunggu beberapa saat. Aplikasi ini membutuhkan koneksi dengan internet untuk mendapatkan foto-foto udara yang kita ingin, agar streaming gambar baik dan cepat minimal bandwith akses internetnya 200 kbps. Hampir semua wilayah di bumi bisa kita dapatkan foto udaranya, (tapi memang nggak semuanya ada). Yang hebat lagi semua foto udara tersebut sudah diberi titik ikat (Ground Control Point) dalam bentuk koordinat geografis yang sangat detil dengan tingkat kejelasan hingga jarak terdekat hingga +- 5 m. Angka koordinat akan selalu berubah jika kita menggerakkan mouse. Saya katakan kita bisa dengan mudah mendapat foto udara tersebut, tinggal tulis daerah yang kita ingin di box search dan tekan enter maka dalam waktu yang relatif singkat Google Earth akan menampilkan daerah yang sesuai dengan tulisan kita. Tunggu beberapa saat sampai proses streaming foto sampai jelas sepenuhnya lalu bisa kita simpan gambar tersebut dalam bentuk file image dengan extensi *.jpg. Selanjutnya kita bisa gunakan beberapa foto yang kita peroleh dari Google Earth tersebut sebagai bahan belajar. Atau jika kita ingin menunjukkan langsung foto udara dari Google Earth kita bisa tampilkan foto udara hasil streaming dengan klik Aplikasi Google Earth dalam kondisi ofline. Ingat…! Dalam kondisi ofline/tidak tersambung internet. Dengan cara itu saya yakin siswa akan menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran yang kita lakukan. Interaksi aktif akan terjadi antara kita dengan siswa. Kita bisa menanyakan kepada siswa secara langsung, bahkan memberi perntanyaan yang bersifat infestigasi kepada seluruh siswa kita. Dari pengalaman yang sudah saya lakukan, siswa menjadi lebih terfokus pada materi. Dengan adanya media presentasi seperti LCD proyektor, maka konsentrasi siswa akan tertuju pada guru dan materi yang terpapar dalam layar. Selanjutnya kita lebih mudah dalam melakukan pengelolaan kelas. Selamat mencoba