Kamis, 14 Januari 2010

Konsep Geografi

Konsep Esensial Geografi terdiri dari :
a. Konsep Lokasi
Konsep lokasi dalam geografi dapat menganalisis aspek positif dan negative suatu tempat di permukaan bumi.
Lokasi dalam geografi terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Lokasi Absolut yaitu lokasi suatu wilayah yang didasarkan pada garis lintang dan bujur.
2. Lokasi Relatif yaitu lokasi suatu wilayah di permukaan bumi.
b. Konsep Jarak
Jarak merupakan pembatas yang bersifat alami. Jarak berkaitan dengan lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan.
c. Konsep Keterjangkauan
Ketergantungan berkaitan dengan kondisi permukaan bumi. Ketergantungan pada umumnya berubah sejalan dengan perkembangan ekonomi dan iptek. Misalnya suatu daerah dalam keadaan terisolasi.
d. Konsep Pola
Pola berkaitan dengan ketergantungan bentuk fenomena geografi di permukaan bumi. Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena geografi.
e. Konsep Morfologi
Konsep morfologi dimanfaatkan untuk menggambarkan relief bumi.
f. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecendrungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relative sempit dan paling tidak menguntungkan.
g. Konsep Nilai Kegunaan
Nilai Kegunaan fenomena geografi atau sumber daya di permukaan bumibersifat relatif antara wilayah yang satu dengan yang lain.
h. Konsep Interaksi
Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kemampuan dan permasalahan baru. Dalam interaksi antara gejala yang satu dengan yang lain saling ketergantungan.
i. Konsep Diferensiasi Areal
Untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan yang lain di permukaan bumi digunakan konsep diferensiasi areal.
j. Konsep Keterkaitan Ruangan
Keterkaitan keruangan menunjukkan derajat keterkaitan pelebaran antara fenomena yang satu dengan yang lain, baik yang menyangkut fenomena fisik maupun nonfisik.

Geografi, Geografi Lingkungan, dan Proses Hidrologis

Geografi, Geografi Lingkungan, dan Proses Hidrologis

A. GEOGRAFI LINGKUNGAN DALAM RUANG LINGKUP GEOGRAFI

1. Pengertian Geografi dan Geografi Lingkungan

Sebelum mendefinisikan geografi lingkungan (environmental geography), sangat berguna untuk memandang terlebih dulu konsep geografi secara umum. Salah satu kesalahan konsep yang umum terjadi adalah memandang geografi sebagai studi yang sederhana tentang nama-nama suatu tempat. Implikasi dari pemahaman seperti itu menyebakan terjadinya reduksi terhadap hakekat geografi. Geografi menjadi pengetahuan untuk menghafalkan tempat-tempat dimuka bumi, sehingga bidang ini menjadi kurang bermakna untuk kehidupan. Geografi sering juga dipandanng identik dengan kartografi atau membuat peta. Dalam prakteknya sering terjadi para geograf sangat trampil dalam membaca dan memahami peta, tetapi tidak tepat jika kegiatan membuat peta sebagai profesinya.

Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh Eratosthenes yang mengemukakan kata �geografika�. Kata itu berakar dari geo=bumi dan graphika=lukisan atau tulisan. Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Istilah geografi juga dikenal dalam berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/ aardrijkskunde (Belanda) dan geographike (Yunani).

Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di permukaan bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju. Sejalan dengan pengenalan itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang, pengertian geografi juga mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri disamping bidang ilmu pengetahuan lainnya. Geografi telah berkembang dari bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi bidang ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan konsep-konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya.

Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep geografi juga mengalami perkembangan. Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.

Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Hasil semlok peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.

James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi. Geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya.

Berdasarkan telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1) adanya hubungan timbal balik antara unsur alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu dapat bersifat interelatif, interaktif, dan intergratif sesuai dengan konteksnya. (3) cara memadang hubungan itu berisifat keruangan.

Berdasarkan konsep tersebut, studi Geografi bekaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

  • Where is it?
  • Why is it there?
  • So what?

Dalam kata yang lain, Geografi mempelajari penyebaran keruangan dari sesuatu (bahasa, kegiatan ekonomi, pencemaran, rote transportasi, tanah, iklim, dan dan fenomena lainnya) untuk menemukan mengapa fenomena itu menyebar sebagaimana adanya. Geografi selanjutnya mencoba untuk menggambarkan terjadinya distribusi itu, dan dengan pemahaman itu dapat mengusulkan pemecahan masalah yang terjadi.

Preston James mencoba untuk memecahkan pertanyaan apakah geografi dengan memberikan batasan geografi menjadi empat tradisi utama, yaitu:

  1. The spatial tradition
    Geographers have long been concerned with mapping and the spatial arrangement of things. Some geographers were developing statistical methods to improve both the description and analysis of such spatial patterns (James). Because this trend was not without its critics, the James article is often seen as a fence-mending effort within the discipline.
  2. The area studies tradition
    Geographers such as Reclus and Humboldt were famous for their exhaustive descriptions of places. Even today, many geographers develop an expertise in the study of one or two regions. Typically, geographers will learn the language or langauges spoken in the region being studied and they will develop an understanding of both the natural physical features and of the human activities and patterns. The goal is to become an expert on the region as it is and to study specific problems or questions about the region.
  3. The man-land tradition
    Beginning with George Perkins Marsh in the middle of the nineteenth century, geographers have sought to understand how the natural environment either determines or constrains human behavior and how humans, in turn, modify the physical world around them. Given the inherent sexism of this title, most geographers would now use the term "human-environment" to describe this tradition.
  4. The Earth sciences tradition
    Many geography programs in the United States emerged from geology departments, and the connection between the disciplines remains strong. Most geographers -- even if they focus on human geography -- receive some training in such physical geography areas landforms, climate, soils, and the distribution of plants.

Keberadaan geografi lingkungan tak terlepas dari masalah lingkungan, khsususnya hubungan antara pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan intensitas masalah akibat ekploitasi sumberdaya yang berlebihan. Geografi lingkungan dapat memberikan kombinasi yang kuat perangkat konseptual untuk memahami masalah lingkungan yang kompleks.

Geografi lingkungan cenderung pada geografi manusia atau intergrasi geografi manusia dan fisik dalam memahami perubahan lingkungan global. Geografi lingkungan menggunakan pendekatan holistik. Geografi lingkungan melibatkan beberapa aspek hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Untuk memahami masalah-masalah lingkungan tidak mungkin tanpa pemahaman proses ekonomi, budaya, demografi yang mengarah pada konsumsi sumberdaya yang meningkat dan generasi yang merosot. Kebanyakan proses tersebut kompleks dan tranasional. Solusi potensial hanya dengan memahami fungsi siklus biokimia (sirkulasi air, karbon, nitrogen, dan sebagainya) dan juga teknologi yang digunakan manusia untuk campur tangan pada siklus itu.

Atas dasar perspektif tersebut, dapat disarkan bahwa geografi lingkungan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan fenomena alam (fisis) maupun manusia di permukaan bumi. (Environmental geography is the scientific study ot the location and spatial variation in both physical and human phenomena of Earth) (James Hayes-Bohanan).

2. Obyek Geografi

Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya.

Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut.

Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer, yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.

Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan keruangan tersebut dalam geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).

3. Prinsip Geografi

Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam memahami fenomena itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi secara umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan keterkaitan dengan fenomena atau permasalahan lain.

Setiap bidang ilmu memiliki prinsip sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu atau beberapa prinsip bidang ilmu itu memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah prinsip, yaitu: prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi.

  1. Prinsip Penyebaran
    Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai disemua sungai atau laut.
  2. Prinsip Interelasi
    Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia. Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di bagian hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia. Perilaku manusia yang demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan yang rendah.
  3. Prinsip Deskripsi
    Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik, diagram, dll.
  4. Prinsip Korologi
    Prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan memberikan corak pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.

4. Konsep Esensial Geografi

Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.

Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.

Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:

  1. bumi sebagai planet
  2. variasi cara hidup
  3. variasi wilayah alamiah
  4. makna wilayah bagi manusia
  5. pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia

Dalam mengungkapkan konsep geografi itu harus selalu dihubungkan dengan penyebarannya, relasinya, fungsinya, bentuknya, proses terjadinya, dan lain-lain sebagainya. Sebagai contoh ungkapan konsep �variasi cara hidup� setidaknya harus terabstraksikan mata pencaharian penduduk, proses terbentuknya mata pencaharian itu, penyebaran mata pencaharian itu, jumlah penduduk yang bekerja pada masing-masing mata pencaharian itu, dan dinamika mata pencaharian itu.

Menurut J Warman ada lima belas konsep esensial, yaitu:

  1. wilayah atau regional
  2. lapisan hidup atau biosfer
  3. manusia sebagai faktor ekologi dominan
  4. globalisme atau bumi sebagai planet
  5. interaksi keruangan
  6. hubungan areal
  7. persamaan areal
  8. perbedaan areal
  9. keunikan areal
  10. persebaran areal
  11. lokasi relatif
  12. keunggulan komparatif
  13. perubahan yang terus menerus
  14. sumberdaya dibatasi secara budaya
  15. bumi bundar diatas kertas yang datar atau peta

Dengan menggunakan konsep-konsep tersebut dapat diungkapkan berbagai gejala dan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Penggunaan konsep itu akan memudahkan pemahaman terhadap sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala dan masalah sehari-hari. Selanjutnya dari kenyataan itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun model-model atau teori berkaitan dengan gejala, masalah dan fakta yang dihadapi. Jika ada satu masalah dapat dicoba disusun model alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi suatu kenyaan kehidupan yang perlu ditingkatkan tarapnya, maka dapat disusun model dan pola pengembangan kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu kaidah yang tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.

5. Ruang Lingkup Geografi

Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.

Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3) kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya. Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya region-region yang berbeda satu sama lain.

Untuk mengunkanpan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa yang terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk pertanyaan where? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why? Geografi dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang bersangkutan.

6. Hakekat Geografi

Untuk mendapat konsep yang lebih mendalam dalam uraian berikut akan dibahas hakekat geografi. Menurut Karl Ritter bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Dalam konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia.

Selain itu konsep �tempat tinggal manusia� tidak hanya terbatas pada permukaan bumi yang ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh manusia sepanjang tempat itu penting artinya bagi kehidupan manusia.

Bertitik tolak pada pemikiran itu studi geografi meluputi segala fenomena yang terdapat dipermukaan bumi, baik alam organik maupun alam anorganik yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia. gejala organik dan anorganik itu dianalisis peyebarannya, perkembangannya, interelasinya, dan interaksinya.

Sebagai suatu bidang ilmu, geografi selalu melihat fenomena dalam konteks ruang secara keseluruhan. Gejala dalam ruang diperhatikan secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan selalu mengkaji faktor alam dan faktor manusia, dan keterkaitan keduanya yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala � interelasi- interaksi � integrasi keruangan menjadi hakekat kerangka kerja utama geografi. Kerangka analisisnya selalu menggunakan pertanyaan geografi.

7. Klasifikasi dan Cabang-Cabang Geografi

Disiplin ilmu geografi memiliki cakupan obyek yang luas. Obyek itu mencakup fenomena alam dan manusia, dan keterkaitan antar keduanya.Untuk mempelajari obyek yang demikian luas tumbuh cabang-cabang geografi yang dapat memberikan analisis secara mendalam terhadap obyek yang dipelajarinya. Cabang-cabang ilmu geografi dapat dirinci sebagai berikut.

Menurut Huntington, geografi terbagi empat cabang, yaitu:

  1. Geografi Fisik yang mempelajari faktor fisik alam
  2. Pitogeografi yang mempelajari tanaman
  3. Zoogeografi yang mempelajarai hewan
  4. Antropogeografi yang mempelajari manusia.

Menurut Muller dan Rinner, cabang-cabang geografi terdiri atas:

  1. Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi, klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan
  2. Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan geografi kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian, geografi transportasi dan komunikasi) geografi politik
  3. Geografi regional

Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut.

  1. Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Bidang kajian dalam geografi fisik adalah gejala alamiah di permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia. Oleh karena itu keberadaan cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan mansuia.
  2. Geografi Manusia
    1. Geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya keruangan manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termaasuk kependudukan, aktivitas manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas budayanya. Dalam melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabang-cabang geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi sosial.
    2. Geografi penduduk merupakan cabang geografi manusia yang obyek studinya keruangan penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis kelamin penduduk dari suatu wilayah.
    3. Geografi Ekonomi merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya berupa struktur keruangan aktivitas ekonomi. Titik berat kajiannya pada aspek keruangan struktur ekonomi masyarakat, termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, jasa, dan sebagainya. Dalam analisisnya, faktor lingkungan alam ditinjau sebagai faktor pendukung dan penghambat struktur aktivitas ekonomi penduduk. Geografi ekonomi mencakup geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografi transportasi dan komunikasi.
    4. Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi politik, lingkungan geografi dijadikan sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian geografi politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional, dan internasional.
    5. Geografi permukiman adalah cabang geografi yang obyek studinya berkaitan dengan perkembangan permukimam di suatu wilayah permukaan bumi. Aspek yang dibahas adalah kapan suatu wilayah dihuni manusia, bagaimana bentuk permukimannya, faktor apa yang mempengaruhi perkembangan dan pola permukiman.
  3. Geografi Regional merupakan diskripsi yang menyeluruh antara aspek manusia dan aspek alam (lingkungan). Fokus kajiannya adalah interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam dan manusia dalam suatu ruang tertentu.

Dalam pengkajian gejala dan masalah geografi harus selalu terpadu. Walaupun geografi fisik mengkaji aspek fisik, tetapi selalu mengkaitkannya dengan aspek manusia dalam suatu �ruang�. Sebaliknya geografi manusia selalu mengkaitkan dirinya dengan aspek-aspek fisik geografi. Geografi akan kehilangan �jati dirinya� jika tidak terjadi konsep keterpaduan.

Dalam tataran sistematika tersebut, geografi lingkungan merupakan bagian dari geografi regional. Karena, dalam perspektif bidang ini memberi tekanan pada hubungan antara manusia dengan lingkungannya sehingga terlihat karakteristk lingkungan di wilayah tersebut.

8. Pendekatan-Pendekatan Geografi

Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi tersebut ada dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:

  1. obyek studi geografi (Obyek studi geografi adalah fenomena geosfere yang meliputi litosfere, hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera), dan
  2. pendekatan geografi

Mendasarkan pada obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab, disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:

  1. pendekatan keruangan,
  2. pendekatan kelingkungan, dan
  3. pendekatan kompleks wilayah

perkembangan dan definisi geografi

Perkembangan Geografi Develovment of Geography

Geografi pertama kali dikemukakan oleh Erathotenes dalam tulisannya berjudul Geografika.

Geography was first proposed by Erathotenes in his writing titled Geografika.


Dalam tahap selanjutnya, pengetahuan Geografi dikembangkan oleh Copernicus. Ia berpendapat bahwa bumi bukan merupakan pusat peredaran benda- benda langit, mataharilah yang menjadi pusat peredaran benda- benda langit. Teori tersebut dinamakan Heliosentris.

In the next stage, geographical knowledge was developed by copernicus. He argued that earth was not the center of revolution of celestial bodies, but the sun. The theory was called Heliocentric Theory.


Pada abad pertengahan Bernadus Veranus membagi geografi menjadi 2 yaitu
Geografi generalis ( litosefer, hidrosfer, atmosfer, dan bentuk muka bumi)
Geografi spesialis (penduduk dan sosial)

In the middle age, Bernadus Veranus divided Geography into two parts as below:
Generalist Geography( Lithosphere, hydrosphere, atmosphere, and shape of earth’s surface.
Specialist Geography ( Demographic and Social)


Pada awal abad ke dua sebelum masehi, muncul tokoh geografi yang bernama Claudius Ptolemaeus, beliau mengartikan Geografi adalah suatu penyajian dari sebagian atau seluruhnya permukaan bumi melalui peta. Sumbangan yang paling berharga darinya yaitu usahanya untuk membuat peta yang terkenal dengan atlas ptolemaeus.

In the beggining of 2nd century, a figure in Geography named Claudius Ptolemaeus emerged, he difined geography as an explanation of some or all of earth’s surface through the map. The most valuable contribution from him was his effort to make a map known as Ptolemaeus’s map.


Dalam perkembangan selanjutnya muncul dua pandangan dalam geografi, yaitu fisis determinis( Ratzel, Huntington, Karl Richter) dan posibilis( Paul Vidal de La Blanche)

In the next stage, two points of view in Geography developed, they are Fisis determinis ( Ratzel, Huntington, Karl Richter) and posibilis ( Paul Vidal de La Blanche).


Pengertian Geografi The definition of Geography

JAMES
Geografi adalah ilmu yang melihat keteraturan gejala- gejala alam sehingga memberikan karakteristik suatu tempat. Selanjutnya ia menyatakan bahwa geografi menyangkut kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk melihat persamaan dan perbedaan suatu tempat dengan tempat lain.

Geography is a science that sess regularity of natural phenomena so it gives characteristics of a place. Than he states that geography corresponds to activity that is related to efforts to see similarities and differences of one place to another place.


BARLOW

Geografi adalah ilmu yang mempelajari proses- proses yang berhubungan dengan lingkungan dan gejala- gejala serta pola- pola terkait yang dibahas.

Geography is science that studies about procecces that related to environment and phenomena, also related patterns that are discussed.


BINTARTO

Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan dan menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk; mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur- unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Geography is science that tells and explains about earth’s surface, analyzes natural and demographical phenomena; learns specifics characteristic in life and tries to find the function of earth’s elements in space and time.


Hasil Seminar Lokakarya Semarang ( 1988).

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan geosfer dan interakasi antara manusia dalam lingkungannya dengan sudut pandang kelingkungan dalam konteks keruangan dan kewilayahan.

Geography is science that studies geospheric similarities and differences and the interaction between humans an their environment point of view in spatial and regional contexts.

KONSEP GEOGRAPHY

1. Ada 10 konsep geografi, yaitu:
a. Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi.
b. Konsep Jarak; yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain.
c. Konsep Keterjangkauan; yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat.
d. Konsep Pola; yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya pola pemukiman yang menyebar, yang
berbentuk garis dan sebagainya.
e. Konsep Morfologi; yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan erosi dan sedimentasi.
f. Konsep Aglomerasi; kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang
relatif sempit dan paling menguntungkan.
g. Konsep Nilai Kegunaan; yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda dilihat
dari fungsinya.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi; yaitu keterkaitan dan ketergantungan satu tempat dengan
tempat lainnya.
i. Konsep Deferensiasi Areal; yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya
atau kekhasan suatu tempat.
j। Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain disuatu tempat atau ruang.

a. Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo ada/ terletak di Jawa Timur.Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo ada/ terletak di Jawa Timur.
b. Konsep Jarak; yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya. Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb. Misalnya jarak Jakarta ke Bandung 180 km atau Jakarta – Bandung dapat ditempuh dalam waktu 3 jam melewati Puncak. Kedua hal ini merupakan contoh jarak relatif berdasarkan pertimbangan rute dan waktu.
c. Konsep Keterjangkauan; yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat, misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan dengan dari Jakarta ke Pulau Kelapa (di kepulauan Seribu) karena kendaraan Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Pulau Kelapa.
d. Konsep Pola; yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya pola pemukiman yang menyebar, yang berbentuk garis dan sebagainya.
e. Konsep Morfologi; yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan erosi dan sedimentasi.
f. Konsep Aglomerasi; yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi. Misalnya sekelompok penduduk asal daerah sama, masyarakat di kota cenderung mengelompok seperti permukiman elit, pengelompokan pedagang dan sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/mengelompok di tanah datar yang subur.
g. Konsep Nilai Kegunaan; yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya daerah wisata mempunyai kegunaan dan nilai yang berlainan bagi setiap orang. Tempat wisata tersebut belum tentu bernilai untuk pertanian atau fungsi lainnya.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi; yaitu keterkaitan dan ketergantungan satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa sekitarnya terjadi saling membutuhkan.
i. Konsep Deferensiasi Areal; yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu menunjukkan derajad keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya.

1. KONSEP LOKASI: konsep ini berkaitan dengan letak suAtu tempat di permukaan bumi
konsep lokasi ada 2:
a) Lokasi absolut: lokasi yang tetap pasti dan tidak berubah-ubah
contoh: suatu tempat dilihat dari garis lintang dan garis bujur

b) Lokasi relatif: lokasi yang bisa berubah dipengaruhi oleh faktor tertentu
contoh: bali dulu termasuk waktu indonesia bagian barat, sekarang termasuk waktu wilayah indonesia tengah

2. KONSEP JARAK: jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain
konsep jarak ada 2 macam:
a) Jarak absolut: yang diukur dengan satuan ukur
contoh: jakarta sampai ke karawang = 63km
b) Jarak relatif: jarak yang berkaitan dengan faktor waktu, ekonomi


3. KONSEP KETERJANGKAUAN: hubungan antara satu temoat dengan satu tempat yang lain dikaitkan dengan keadaan permukaan bumi dan tersedianya sarana dan prasarana angkutan atau alat komunikasi.

- Misalnya sarana angkutan kota terhadap kehidupan manusia.


4. KONSEP POLA: berkaitan dengan persebaran fenomena geosfer dipermukaan bumi.

- Misalnya persebaran jenis tanah,flora-fauna, persebaran sumber daya alam

5. KONSEP MORFOLOGI:berkaitan dengan bentuk pemukaan bumi, sebagai akibat dari tenaga endogen dan eksogen.

- Misalnya pegunungan,lembah ,dll yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia,

6. KONSEP AGLOMERASI:pemusatan, penimbunan, pengelompokan pada suatu tempat atau kawasan.

- Misalnya kawasan industri,pertanian,pemukiman.

7. KONSEP NILAI KEGUNAAN: nilai guna tempat2 dipermukaan bumi berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada, dan bersifat adalah relatif.

- misalnya nilai guna daerah pegunungan bagi setiap orang.

8. KONSEP INTERAKSI DAN INTERDEPENDENSI:saling berpengaruh dan ketergantungan antra gejala dimuka bumi.

- Misalnya antara desa dan kota.


9. KONSEP DEFERENSI AREAL:fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain konsep ini berkaitan dengan perbedaan corak antara wilayah dipermukaan bumi dengan ciri2 khusus yang membedakan dengan daerah lain atau disebut region.

- Misalnya corak khas wilayah pedesaan


10. KONSEP KETERKAITAN KERUANGAN:keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain disuatu tempat atau ruang



- Misalnya daerah pantai pendudukya bermata pencaharian sbagai nelayan karena dekat laut.

1. Konsep Lokasi :merupakan konsep utama Geografi yang berkaitan dgn Letak suatu tempat dimuka bumi ini.Contoh:
1.Letak Indonesia secara astronomis :6˚LU-11˚LS dan 95BT-141˚BT
Konsep Lokasi ada 2 yaitu
2.perbedaan waktu di Indonesia(WIB,WITA,WIT).
3.Perbedaan tanaman pangan di Indonesia.

2. Konsep jarak, yaitu jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain. Jarak ini berkaitan dengan lokasi. Konsep jarak ada dua macam, yaitu :
- Jarak absolut, yaitu diukur dengan satuan ukuran (meter, kilometer, mil, dll).
contoh : jarak jakarta ke Karawang = 63 Km.
- Jarak relatif yang dikaitkan dengan faktor waktu, faktor ekonomi, faktor psikologis dll.

3. Konsep keterjangkauan, yaitu hubungan antara satu tempat dengan tempat yang lainnya dikaitkan dengan keadaan permukaan bumi dan tersedianya sarana dan prasarana angkutan atau alat komunikasi.contoh:
1.Gunung Kidul merupakan daerah pegunungan.
4. Konsep pola berkaitan dengan persebaran geosfer dipermukaan bumi. contoh : persebaran jenis tanah, flora, -fauna,dll
Contoh:Perbedaan flora dan fauna di Indonesia,exsample
1.Badak Jawa hanya ada di Ujung Kulon.
2.Komodo hanya ada di pulau Komodo,Nusa Tenggara Timur.
5. Konsep morfologi berkaitan dengan bentuk permukaan bumi, sebagai akibat dari tenaga endogen dan eksogen.contoh:
1.Daerah di sekitar gunung merapi tanahya subur.
6. Konsep aglomorasi yaitu pemusatan,penimbunan, pengelompokkan, pada suatu tempat atau kawasan. contoh:
1.Pemukiman penduduk jauh dari pusat industri.
2.Pertanian ditempatkan tidak jauh dari sumberr mata air(Irigasi).
7. Konsep nilai kegunaan yaitu nilai guna tempat-tempat di permukaan bumi, berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada dan bersifat relatif.contoh:
1.Daerah pegunungan cocok untuk menanam sayuran.
2.Pohon kurma hanya dapat tumbuh di daerah tandus/oasis(Arab Saudi).
8. Konsep interaksi dan inter dependensi, yaitu saling berpengaruh dan ketergantungan antara gejala dimuka bumi.Contoh:
1.Warga desa memerlukan barang elektronik dan lapangan pekerjaan dari kota.
2.warga kota memerlukan bahan pangan dari desa.
9. Konsep deferensiasi areal, yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat dan tempat lain.Contoh:
1.Pedesaan biasa bercorak dengan persawahan.
2.Perkotaan biasa bercorak dengan industri.

10. Konsep keterkaitan keuangan, yaitu keterkaitan persebaran suatu frenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau ruang.Contoh:
1।Warga pantai sebagian besar bermata pencaharian nelayan.
KONSEP GEOGRAPHY

1)a. Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo ada/ terletak di Jawa Timur.Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo ada/ terletak di Jawa Timur.
b. Konsep Jarak; yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya. Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb. Misalnya jarak Jakarta ke Bandung 180 km atau Jakarta – Bandung dapat ditempuh dalam waktu 3 jam melewati Puncak. Kedua hal ini merupakan contoh jarak relatif berdasarkan pertimbangan rute dan waktu.
c. Konsep Keterjangkauan; yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat, misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan dengan dari Jakarta ke Pulau Kelapa (di kepulauan Seribu) karena kendaraan Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Pulau Kelapa.
d. Konsep Pola; yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya pola pemukiman yang menyebar, yang berbentuk garis dan sebagainya.
e. Konsep Morfologi; yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan erosi dan sedimentasi.
f. Konsep Aglomerasi; yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi. Misalnya sekelompok penduduk asal daerah sama, masyarakat di kota cenderung mengelompok seperti permukiman elit, pengelompokan pedagang dan sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/mengelompok di tanah datar yang subur.
g. Konsep Nilai Kegunaan; yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya daerah wisata mempunyai kegunaan dan nilai yang berlainan bagi setiap orang. Tempat wisata tersebut belum tentu bernilai untuk pertanian atau fungsi lainnya.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi; yaitu keterkaitan dan ketergantungan satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa sekitarnya terjadi saling membutuhkan.
i. Konsep Deferensiasi Areal; yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu menunjukkan derajad keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya. Sumber:http://yandiyulio.wordpress.com/2009/03/14/modul-geografi-sma/

2)।Aku di kelompok 4 miss,,konsep AGLOMERASI contohnya: industri, pertanian, pemukiman. Misal: petani di pedesaan menggunakan lahannya untuk pertanian. Lalu penduduk di Jakarta bermukim mengikuti alur sungai, dan lain-lain dech. pokoknya miss, aglomerasi tu tentang pola tempat yang di gunakan manusia untuk kebutuhannya.

konSsep geografi:


1] KONSEP LOKASI: berkaitan dengan letak suAtu tempat di permukaan bumi
konsep lokasi ada 2 :
a. Lokasi absolut: lokasi yang tetap pasti dan tidak berubah-ubah
ex. garis lintang dan garis bujur di indonesia
b) Lokasi relatif: lokasi yang bisa berubah dipengaruhi oleh faktor tertentu
2. KONSEP JARAK: jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain
konsep jarak ada 2 macam:
a) Jarak absolut: yang diukur dengan satuan ukur
contoh: jarak antara jogja dan jakarta kurang lebih 800km
b) Jarak relatif: jarak yang berkaitan dengan faktor waktu, ekonomi
3. KONSEP KETERJANGKAUAN: hubungan antara satu temoat dengan satu tempat yang lain dikaitkan dengan keadaan permukaan bumi dan tersedianya sarana dan prasarana angkutan atau alat komunikasi.
ex. sarana angkutan kota terhadap kehidupan manusia.
4. KONSEP POLA: berkaitan dengan persebaran fenomena geosfer dipermukaan bumi.
ex. persebaran jenis tanah,flora-fauna, persebaran sumber daya alam
5. KONSEP MORFOLOGI:berkaitan dengan bentuk pemukaan bumi, sebagai akibat dari tenaga endogen dan eksogen.
ex.pegunungan,lembah ,dll yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia,
6. KONSEP AGLOMERASI:pemusatan, penimbunan, pengelompokan pada suatu tempat atau kawasan.
ex. kawasan industri,pertanian,pemukiman.
7. KONSEP NILAI KEGUNAAN: nilai guna tempat2 dipermukaan bumi berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada, dan bersifat adalah relatif.
ex. dataran tinggi lebih bermanfaat bagi warga sekitar / petani kebun dari pada para nelayan
8. KONSEP INTERAKSI DAN INTERDEPENDENSI:saling berpengaruh dan ketergantungan antra gejala dimuka bumi.
ex. antara desa dan kota.
9. KONSEP DEFERENSI AREAL:fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain konsep ini berkaitan dengan perbedaan corak antara wilayah dipermukaan bumi dengan ciri2 khusus yang membedakan dengan daerah lain atau disebut region.
ex.corak khas wilayah pedesaan
10. KONSEP KETERKAITAN KERUANGAN:keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain disuatu tempat atau ruang
ex. didaerah dataran tinggi, warga sekitar memanfaatkan lahan untuk perkebunan

perkembangan dan definisi geografi

Perkembangan dan Pengertian Geografi Develovment and Definition of Geography

Perkembangan Geografi Develovment of Geography


Geografi pertama kali dikemukakan oleh Erathotenes dalam tulisannya berjudul Geografika.

Geography was first proposed by Erathotenes in his writing titled Geografika.


Dalam tahap selanjutnya, pengetahuan Geografi dikembangkan oleh Copernicus. Ia berpendapat bahwa bumi bukan merupakan pusat peredaran benda- benda langit, mataharilah yang menjadi pusat peredaran benda- benda langit. Teori tersebut dinamakan Heliosentris.

In the next stage, geographical knowledge was developed by copernicus. He argued that earth was not the center of revolution of celestial bodies, but the sun. The theory was called Heliocentric Theory.


Pada abad pertengahan Bernadus Veranus membagi geografi menjadi 2 yaitu
Geografi generalis ( litosefer, hidrosfer, atmosfer, dan bentuk muka bumi)
Geografi spesialis (penduduk dan sosial)

In the middle age, Bernadus Veranus divided Geography into two parts as below:
Generalist Geography( Lithosphere, hydrosphere, atmosphere, and shape of earth’s surface.
Specialist Geography ( Demographic and Social)


Pada awal abad ke dua sebelum masehi, muncul tokoh geografi yang bernama Claudius Ptolemaeus, beliau mengartikan Geografi adalah suatu penyajian dari sebagian atau seluruhnya permukaan bumi melalui peta. Sumbangan yang paling berharga darinya yaitu usahanya untuk membuat peta yang terkenal dengan atlas ptolemaeus.

In the beggining of 2nd century, a figure in Geography named Claudius Ptolemaeus emerged, he difined geography as an explanation of some or all of earth’s surface through the map. The most valuable contribution from him was his effort to make a map known as Ptolemaeus’s map.


Dalam perkembangan selanjutnya muncul dua pandangan dalam geografi, yaitu fisis determinis( Ratzel, Huntington, Karl Richter) dan posibilis( Paul Vidal de La Blanche)

In the next stage, two points of view in Geography developed, they are Fisis determinis ( Ratzel, Huntington, Karl Richter) and posibilis ( Paul Vidal de La Blanche).


Pengertian Geografi The definition of Geography

JAMES
Geografi adalah ilmu yang melihat keteraturan gejala- gejala alam sehingga memberikan karakteristik suatu tempat. Selanjutnya ia menyatakan bahwa geografi menyangkut kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk melihat persamaan dan perbedaan suatu tempat dengan tempat lain.

Geography is a science that sess regularity of natural phenomena so it gives characteristics of a place. Than he states that geography corresponds to activity that is related to efforts to see similarities and differences of one place to another place.


BARLOW

Geografi adalah ilmu yang mempelajari proses- proses yang berhubungan dengan lingkungan dan gejala- gejala serta pola- pola terkait yang dibahas.

Geography is science that studies about procecces that related to environment and phenomena, also related patterns that are discussed.


BINTARTO

Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan dan menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk; mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur- unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Geography is science that tells and explains about earth’s surface, analyzes natural and demographical phenomena; learns specifics characteristic in life and tries to find the function of earth’s elements in space and time.


Hasil Seminar Lokakarya Semarang ( 1988).

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan geosfer dan interakasi antara manusia dalam lingkungannya dengan sudut pandang kelingkungan dalam konteks keruangan dan kewilayahan.

Geography is science that studies geospheric similarities and differences and the interaction between humans an their environment point of view in spatial and regional contexts.

Prinsip- prinsip Geografi

Terdapat empat prinsip geografi yang kita kenal yaitu:
1. Prinsip Penyebaran/ spreading Principle
prinsip penyebaran dapat digunakan untuk menggambarkan gejala dan fakta geografi dalam peta serta mengungkapkan hubungan antara gejala geografi yang satu dengan yang lain. hal tersebut disebabkan penyebaran gejala dan fakta geografi tidak merata antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.

2. prinsip interrelasi/ interrelationship principle
prinsip interrelasi digunakan untuk menganalisis hubungan antara gejala fisik dan non fisik. prinsip tersebut dapat mengungkapkan gejala atau fakta Geografi di suatu wilayah tertentu.

3. prinsip deskripsi/ Descriptive Principle
prinsip deskripsi dalam geografi digunakan untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah geografi yang dianalisis. prinsip ini tidak hanya menampilkan deskripsi dalam bentuk peta, tetapi juga dalam bentuk diagram, grafik maupun tabel.


4. prinsip korologi/ Chorological principle
ini disebut juga prinsip keruangan. dengan prinsip ini dapat dianalisis gejala, fakta, dan masalah geografi ditinjau dari penyebaran, interrelasi, dan interaksinya dalam ruang.

Pendekatan- pendekatan geografi

1.a. Pendekatan Keruangan: geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi “nilai” suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita lalu mempelajari tentang letak, jarak, keterjangkauan dsb.
b. Pendekatan Kelingkungan: geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen itu terdiri dari komponen tak hidup seperti tanah, air, iklim dsb, dan komponen hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.

2.Pendekatan Kewilayahan: geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas। Dari hal ini lalu muncul pewilayahan atau regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri serupa sebagai gurun.

Fenomena- fenomena geosfer itu adalah kejadian- kejadian alam yang menyangkut:

Litosfer
Atmosfer
Biosfer
Antroposfer
Hidrosfer

1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. What? Struktur ruang apa itu?
2. Where? Dimana struktur ruang tersebut berada?
3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk seperti itu?
4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
6. Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur
Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.
Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.( makalah kelompok 1 xa )

2. Pendekatan kelingkungan
Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada lingkungan.Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.Salah satu teori dalam pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.Geografi berkenaan dengan interelasi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya.Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.
Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk memahami fenomena geofer.
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan:
(1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia.
(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya.

Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut. (1) mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu.
(2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
(3) mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya).
(4) menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan.
(5) mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.( makalah kelompok 2 XG)

3. Pendekatan Kewilayahan
dalam pendekatan kewilayahan, yang dikaji tentang penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam keruangan, interaksi antara variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya.
pendekatan ini merupakan pendekatan keruangan dan lingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara keduanya.

kesimpulannya:

pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala, dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif- alternatif pemecahan masalah.

Konsep Geografi

1. Globalisme
Konsep ini terwujud dari hasil studi tentang bumi sebagai suatu bentuk “sphaira” atau bola, dan bumi sebagai bagian dari tata-surya. Bentuk bumi seperti itu (speroid), peredarannya, dan hubungannya dengan matahari, menghasilkan kejadian-kejadian penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Inklinasi sumbu-sumbu dan revolusi bumi mengelilingi matahari menghasilkan musim dan zona iklim; rotasi bumi menimbulkan gejala siang-malam, mempengaruhi gerakan air dan udara. Studi tentang globe sebagai model (miniatur) dari bumi memberikan dasar pengertian tentang grid-paralel dan meridian, yang selanjutnya memberikan pengertian tentang waktu, letak geografis, hakikat skala, distorsi peta.
Pengetahuan tentang hubungan bumi-matahari, grid, skala, distorsi peta itu sangat mendasar bagi geografi.

2. Diversitas dan Variabilitas
Gejala-gejala permukaan bumi tidak sama dan tidak tersebar merata, menimbulkan kebedaan atau diversitas dari tempat ke tempat. Ada tiga buah konsep penting yang berkaitan dengan pengertian diversitas tersebut, yaitu pola, kebedaan areal, dan regionalisasi.

a. Pola
Gejala-gejala alam yang tersebar tidak merata pada permukaan bumi membentuk aneka ragam pola yang digambarkan pada peta dalam berbagai ragam skala. Contohnya : pola iklim dunia, pola persebaran gunung-api, pola pengaliran sungai Jeneberang, pola okupasi manusia (berladang, bertani, berdagang, industri), pola pemukiman, pola lalu-lintas, dsb. Pola-pola dari berbagai ragam gejala tersebut dapat digolong-golongkan dan dipelajari secara sistematis. Gabungan dari berbagai macam pola di suatu tempat atau wilayah akan menentukan ciri-ciri tertentu dan memberikan corak khas dari berbagai area. Keadaan areal yang berbeda-beda tersebut menjadi perhatian para ahli geografi.

b. Kebedaan Areal
Kebedaan areal merupakan konsep dasar geografi. Pada umumnya kebedaan areal tersebut mengacu kepada variabilitas dari permukaan bumi. Tidak ada dua tempat atau kawasan di dunia ini yang identik sama.
Geografi terwujud karena hasrat manusia untuk mengerti tentang kebedaan (diversitas) dari permukaan bumi, yaitu kebedaan areal. Dunia ini terdiri dari tempat-tempat dan kawasan yang berbeda satu sama lain sebagai akibat dari kejadian paduan (konfigurasi) gejala-gejala yang berada di atasnya.

c. Regionalisasi
Sungguhpun tidak ada dua tempat yang persis sama, namun ada wilayah-wilayah geografis yang sedikit-banyak memiliki kesamaan. Wilayah yang relatif sama atau homogen itu disebut kawasan atau region.
Lingkup kawasan (region) ditentukan oleh dasar alasan yang berbeda-beda, tergantung tujuan penyelidikan. Ada yang dasarnya kesamaan tunggal, misalnya penduduk; ada yang berdasarkan kesamaan jamak seperti iklim, vegetasi serta pertanian. Kawasan juga dapat disatukan berdasarkan intensitas hubungan. Kawasan fungsional demikian itu, contohnya sebuah pusat perdagangan di sebuah kota. Batas-batas kawasan merupakan zona yang relatif sempit (jadi bukan garis), dimana beberapa gejala atau kombinasi beberapa gejala menandai batas tersebut. Kedudukan batas-batas kawasan dapat berubah-ubah dari tempat ke tempat. Regionalisasi merupakan alat untuk dapat melakukan deskripsi dan memiliki pengertian tentang aneka-ragam kawasan dalam kurun waktu tertentu. Adapun geografi yang mempelajari kawasan atau region tersebut diberi nama Geografi Wilayah atau Geografi Regional.

3. Lokasi Keruangan dan Areal

a. Ruang-bumi
Aristoteles percaya bahwa ruang merupakan kondisi logis bagi tercapainya gejala-gejala. Newton menganggap ruang sebagai “wadah” dari obyek. Berkley melihat ruang sebagai konsep mental berdasarkan koordinasi penglihatan dan pendengaran kita. Leibniz mengartikan nilai sebagai suatu gagasan yang kita ciptakan agar dapat menstruktur hubungan di antara obyek-obyek yang kita pelajari. Bila obyek ditiadakan, maka ruang akan lenyap. Jadi menurut Leibniz, ruang bersifat subyektif dan relatif. Pernyataan kita tentang ruang sangat berbeda-beda berdasarkan latar-belakang ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Bagi geografi, yang dimaksud dengan ruang ialah ruang bumi, dan yang diartikan sebagai “wadah” dari gejala-gejala maupun sebagai ciri dari obyek atau gejala-gejala yang secara subyektif kita ciptakan. Ruang bumi diisi oleh segala macam benda, obyek, atau gejala material dan non material yang terwujud pada permukaan bumi. Asosiasi yang kompleks dari perwujudan berbagai gejala material dan non material itu merupakan hasil dari proses perubahan yang kontinyu (berkelanjutan) merupakan hasil proses dari urutan-urutan kejadian. Ada proses fisik, proses biotik, dan juga proses budaya. Proses-proses tersebut saling berinteraksi membentuk aneka ragam paduan (konfigurasi) gejala pada permukaan bumi, merupakan sistem manusia-lingkungan (men-environment system) yang disebut juga sebagai sistem keruangan (spatial system).

b. Situs
Situs (site) erat hubungannya dengan suatu gejala pada suatu letak fisis (physical setting) pada areal yang ditempatinya. Karena itu untuk mengerti tentang situs perlu pula mengerti tentang gejala-gejala fisis yang terdapat pada setiap kawasan atau region.
Gejala-gejala yang biasanya diselidiki oleh geografer dalam menguraikan dan menilai suatu situs ialah:
1) Bentuk-bentyuk permukaan (dataran rendah, pebukitan, pegunungan, lembah, plato, pulau, semenanjung, dsb.).
2) Perairan (perairan air sungai dan air laut, drainage, sungai, danau, rawa, lautan, dsb.).
3) Iklim (suhu, kelembaban, angin, curah hujan).
4) Tanah dan materi tanah.
5) Vegetasi (hutan, padang rumput, sabana, mangrove, dsb.).
6) Mineral (minyak bumi, batubara, emas, dsb.).
7) Situasi (situation), menjelaskan gejala dalam hubungannya dengan gejala lain. Misalnya hubungan tempat dengan tempat. Dalam hal ini diperlukan konsep jarak dan arah, juga hubungan fungsional antar tempat atau wilayah.
Isi lokasi bukanlah sekedar posisi atau kondisi atau situasi arah dan jarak yang menyangkut tempat atau wilayah, tetapi juga menyangkut persebaran dari gejala-gejala pada permukaan bumi

c. Ketersangkutpautan (interelatedness)
Para ahli geografi percaya akan adanya kebersangkut-pautan di antara tempat-tempat pada permukaan bumi dan gejala-gejala pada suatu area. Istilah-istilah seperti interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling hubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan bumi.

1) Assosiasi areal
Assosiasi areal menyatakan identifikasi kepada hubungan sebab akibat (kausalitas) antara gejala manusia dengan lingkungan fisiknya, yang menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda pada berbagai tempat dan wilayah. Preston James menganggap konsep ini sebagai inti dari mana teori-teori geografi terbentuk. Penekanan dari konsep assosiasi ialah menunjuk kepada adanya kombinasi atau paduan (konfigurasi) dari gejala-gejala yang dapat menimbulkan kebedaan dari tempat ke tempat. Contoh sederhana dari peristiwa ini ialah hubungan antara persebaran penduduk dengan faktor kelembaban lingkungan.

2) Interaksi keruangan
Merupakan saling hubungan antara gejala-gejala pada tempat-tempat dan area-area yang berbeda-beda di dunia. Semua tempat pada permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam dan manusia (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut dari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan hewan, serta manusia. Setiap kejadian berkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar tempat. Manusia sebagai “pencipta” ilmu dan teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasa melalui komunikasi dan transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosio-budaya manusia. Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala-gejala secara intensif di seluruh ruang di dunia.

(a) Peredaran atau sirkulasi : menyangkut gerak dari gejala fisik, manusia, barang, dan gagasan (ide) ke seluruh penjuru dunia. Meliputi antara lain difusi kebudayaan, distribusi, perdagangan, migrasi, komunikasi dan lain sebagainya.
(b) Interdependensi : Merupakan bentuk saling-hubungan karena peredaran gejala-gejala. Dalam interdependensi, kadar ikatannya lebih kuat dan lebih nyata daripada peristiwa interrelasi. Dunia sekarang sebenarnya merupakan masyarakat-masyarakat dunia dengan saling ketergantungan yang kuat di antara negara-negara (Asean, MEE, PBB).
(c) Perubahan : Salah satu aspek paling penting di dalam geografi dunia ialah ciri dinamika dari gejala-gejala. “Panta Rhei” kata Heraklites, yang artinya “semua mengalir”. Memang di dunia ini tidak ada yang diam mutlak; apakah itu gejala alami maupun gejala buatan manusia. Manusia bersama alam mengubah ciri-ciri dari bumi.
Geografi merupakan studi tentang masa kini. Tetapi untuk mengetahui masa sekarang, perlu mengetahui pula masa lalu (sejarah). Dalam hal ini geografi melakukan rekonstruksi kejadian-kejadian. Perubahan yang tercantum pada peta menunjuk kepada perubahan tempat dan wilayah pada permukaan bumi.
Erat hubungannya dengan konsep perubahan, ialah konsep proses. Proses ialah kejadian yang berurutan yang menimbulkan perubahan, dalam batas waktu tertentu. Permukaan bumi ini menjadi begitu kompleks karena adanya proses-proses dalam berbagai tingkat dan tempo (Preston James). Ada tiga macam proses, yaitu proses fisik, proses biotik, dan proses sosial. Di dalam geografi ketiga macam proses tersebut dalam kenyataannya adalah satu proses utuh; penggolongan tersebut (analisis kategori) hanya berlaku dalam penyelidikan dan kajian saja.

e. Wilayah Kebudayaan
Salah satu konsep dari Geografi modern ialah menyangkut penyesuaian dan pengawasan manusia (kontrol) terhadap lingkungan fisiknya. Keputusan yang diambil manusia tentang penyesuaian dan pengawasan terhadap lingkungan fisis tersebut sangat ditentukan oleh pola kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat. Kebudayaan dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit sebagai aspek yang menarik seperti kesenian, tata-krama, ilmu dan teknologi. Secara luas kebudayaan diartikan sebagai hasil dari daya akal atau daya budi manusia yang merupakan keseluruhan yang kompleks menyangkut pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, hukum dan lain-lain. Kemampuan atau kebiasaan yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat (E.B.Taylor).
Di dalam Geografi, kebudayaan diartikan secara luas. Herskovits mengartikannya sebagai “man-made part of the environment”, sedang C.Kluckhohn sebagai “way of live”. P.V. de la Blache menyebutnya sebagai “genre de vie”, yaitu tipe-tipe proses produksi yang dipilih manusia dari kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah, iklim, dan ruang yang terdapat pada suatu wilayah atau kawasan, serta tingkat kebudayaan (dalam arti sempit) di wilayah tersebut.

(buta geografi). Bahwa semua cabang ilmu pengetahuan empiris yang masing-masing mempelajari gejala (phenomena) di permukaan bumi tanpa memahami dan peduli sistem interrelasi, interaksi, dan interdependensi bagian permukaan bumi (space, area, wilayah, kawasan) itu dengan manusia pasti akan membuat kerusakan di muka bumi.
Geografi tetap konsisten dengan obyek studinya yaitu melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Geografi pun mengajarkan kearifan teknologi dalam mengelola alam lingkungan hidupnya manusia.

konsep- konsep Geografi

1. Lokasi, adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas :

a. Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap.

b. Lokasi Relatif, lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah.

2. Jarak, yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas :

a. Jarak Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan kilometer.

b. Jarak Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu

3. Keterjangkauan, menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya.

4. Pola, berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain.

5. Morfologi, menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.

6. Aglomerasi, pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif.

7. Nilai Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.

8. Interaksi Interdependensi, keterkaitan ruang antara satu dengan yang lain, misalnya interaksi antara desa dengan kota.

9. Diferensiasi Area, daerah-daerah yan terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya.

10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat.

Mengamati perubahan cuaca (keadaan atmosfer) sebelum peristiwa hujan terjadi dan sesudahnya.

Materi : Dinamika Atmosfer
• Kelas /Semester : X/Semester 2
Hujan adalah peristiwa jatuhnya butir-butir air dari atmosfer ke permukaan bumi. Proses terjadinya hujan didahului oleh proses kondensasi yaitu berubahnya uap air menjadi titik-titik air. Titik-titik air itu melayang-layang di udara dan berkumpul menjadi bentuk yang lebih besar dan berat. Kumpulan titik-titik air di udara dinamakan awan. Jika awan di atmosfer terus naik, maka titik-titik air di udara akan semakin jenuh kemudian terjadilah hujan.
• Alat dan Bahan :
1. Kamera
• Langkah-langkah :
1. Melakukan pengamatan kondisi langit sebelum hujan terjadi, kemudian menentukan jenis awan rendah sebagai tanda awal akan terjadinya hujan.
- Adanya awan Cumulus (Cu) yang merupakan awan yang terbentuk karena udara naik yang banyak mengandung uap air dan yang menyebabkan terjadinya hujan. Awan ini memiliki ciri-ciri; bentuknya bergumpal-gumpal dan dasarnya rata.
- Pada perkembangan selanjutnya terbentuk awan Cumulonimbus (Cu-Nb) adalah awan yang menimbulkan hujan lebat disertai kilat dan Guntur. Awan ini memiliki ciri-ciri; volumenya besar, posisinya rendah, awannya tebal, dan puncaknya melebar.


2. Mengukur perubahan suhu yang terjadi selama proses perubahan bentuk awan
- Pada saat perubahan bentuk awan Cumulus menjadi awan Cumulonimbus terjadi peningkatan suhu. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya volume awan (semakin tebal awannya) maka semakin meningkat pula penyerapan sinar matahari oleh titik-titik air yang ada di awan. Dan adanya efek rumah kaca yang terjadi akibat sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi, tidak dapat direfleksikan kembali ke ruang angkasa. Karena terhalang oleh awan tebal tersebut. Sehingga pada saat itu kita merasa gerah (berkeringat) karena terjadi kenaikan suhu udara.


3. Melakukan pengamatan kondisi langit setelah hujan terjadi, kemudian menentukan jenis awan yang menunjukkan cuaca cerah.
- Setelah hujan turun, perlahan-lahan ketebalan awan semakin berkurang (tingkat keawanan rendah) dan suhu udara kembali normal karena radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi dapat dipantulkan kembali ke ruang angkasa.
- Maka setelah hujan terjadi terbentuk awan menengah seperti awan Altocumulus yang merupakan awan yang berwarna putih dan tampak seperti gumpalan kapas, ciri-cirinya; awanya kecil dan banyak.

Media Pembelajaran Geografi

Materi media pembelajaran merupakan materi minimal yang dipersiapkan untuk para pengajar dalam menyampaikan pembelajaran kepada para peserta didik. Pada saat ini telah berkembang pesat multi media, namun belum semua guru dapat memanfaatkannya. Untuk dapat memanfaatkan multi media, terlebih dahulu perlu menguasai media sederhana, yang merupakan dasar-dasar pengembangan media pembelajaran.. Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), setelah penyusunan pengalaman belajar dan materi pembelajaran, diperlukan pemilihan media yang sesuai. Oleh karena itu, tidak mungkin seorang pengajar hanya mengenal beberapa jenis media saja, melainkan harus mengenal berbagai variasi media yang dapat dipilih.
Media pembelajaran banyak jenisnya dan tidak ada satu mediapun yang paling baik dibandingkan dengan media yang lain. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, guru perlu mengenal berbagai jenis media dengan karakteristik masing-masing. Dengan demikan, guru dapat memilih dan menggunakannya sesuai dengan kompetensi dasar, pengalaman belajar, serta materi yang telah disusun.

Macam-macam media pembelajaran :
1. Animasi Flash
Jenis : Merupakan media presentasi berbasis audiovisual
Kegunaan: Untuk menjelaskan tentang proses yang terjadi dalam fenomena permukaan bumi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dan dalam skala yang luas.
Contoh: animasi terbentuknya pegunungan Himalaya (Dapat digunakan untuk pengajaran mata pelajaran geologi).
Cara menggunakan: Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat, sedangkan media audio adalah media yang hanya dapat didengar. Untuk itu, media animasi flash ini adalah berupa media yang dapat dilihat maupun didengar (media audiovisual). Melalui media ini siswa tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu (materi), melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Cara memperagakan media ini adalah dengan menggunakan perangkat lunak berupa Software dan Hardware dilengkapi dengan LCD. Dengan menggunakan alat inilah materi dapat diberikan ke siswa dengan mudah dan lebih menarik sehingga dapat menambah semangat belajar siswa di kelas, ini dikarenakan materi yang ditampilkan berupa gambar bergerak dan dilengkapi dengan warna sesungguhnya. Guru hanya tinggal mengoperasikan lewat Laptop/ komputer.

2. Video/Film Dokumenter
Jenis: Merupakan media presentasi berbasis audiovisual
Kegunaan: Menambah wawasan siswa dalam memahami contoh nyata dari fenomena permukaan bumi, sehingga materi yang diterima siswa bukan hanya sekedar teori tetapi pemahaman dan pengalaman audio visual.
Contoh: Pemutaran Film dokumenter tentang erupsi eksplosif gunung St. Helen di Amerika Tenggara.
Cara Menggunakan: Video/Film dapat diputar di VCD atau DVD. Dan dapat diproyeksikan melalui LCD monitor yang terhubung pada perangkat komputer seperti PC atau Laptop.



3. Presentasi melalui software Microsoft Powerpoint
Jenis: Merupakan media presentasi berbasis visual / audio-visual
Kegunaan : Fasilitas yang penting dari program aplikasi ini adalah fasilitas untuk menampilkan teks, gambar maupun video (hyperlink).
Contoh: Presentasi tentang Teori pergeseran benua (sejarah perkembangan bumi) menggunakan microsoft powerpoint.
Cara menggunakan: Komputer yang telah dilengkapi software Microsoft Office dapat membuat slide presentasi dengan mengisi slide Microsoft Powerpoint dengan teks, gambar yang terkait dengan materi yang akan disampaikan disertai video. Dimana teks yang disampaikan harus singkat dan padat. Dan disertai tambahan animasi transisi slide agar tidak membosankan. Kemudian komputer dihubungkan ke LCD Monitor untuk diproyeksikan.

4. Transparansi OHP
Jenis: Merupakan media presentasi visual
Kegunaan: OHP adalah salah satu jenis alat (pesawat) projektor yang digunakan untuk memproyeksikan (memantulkan) objek yang tembus cahaya (transparan) ke permukaan layar.
Contoh: Tranparansi OHP untuk penyampaian konsep dasar geografi dalam pelajaran pengantar geografi dilengkapi dengan gambar sederhana dan bagan/skema.
Cara menggunakan: Alat ini dipakai oleh guru sebagai pengganti papan tulis, yaitu dengan menuliskan materi pada kertas transparan diatas alat OHP (Over Head Proyektor), kemudian diproyeksikan pada layar di dinding di muka kelas. Tinggi layar tidak kurang dari satu meter dari lantai dengan posisi agak condong ke depan sekitar 200.
5. Software Google Earth
Jenis: Merupakan media presentasi visual
Kegunaan: Untuk menampilkan citra satelit diberbagai wilayah permukaan bumi.
Contoh: Menampilkan pola keruangan desa-kota di suatu wilayah.
Cara menggunakan: Komputer yang dilengkapi dengan software Google Earth harus terkoneksi dengan internet untuk memperoleh data citra terkini. Kemudian komputer dihubungkan dengan LCD Monitor untuk diprooyeksikan di depan kelas.

6. Website/ Web Blog
Jenis : Merupakan media e-learning melalui layanan internet
Kegunaan: Untuk menyampaikan informasi atau materi dalam bentuk soft copy dalam waktu singkat dengan biaya yang murah.
Contoh: memperoleh informasi tentang materi yang berhubungan dengan Geografi dengan mengakses situs http://www.geografionline.com/ dsb.
Cara Menggunakan: Melalui perangkat komputer yang terhubung dengan internet. Informasi mengenai materi yang diinginkan dapat diakses pada situs yang terkait. Kemudian mendaftarkan diri menjadi member (anggota).

7. Peta/Globe
Jenis: Merupakan media presentasi visual
Kegunaan: Untuk menampilkan gambar permukaan bumi dalam skala kecil dan dengan proyeksi tertentu.
Contoh: Peta Administrasi Jawa Timur digunakan untuk menampilkan pembagian wilayah administrasi di Jawa Timur.
Cara menggunakan: Peta dalam ukuran besar dipajang di dinding kelas untuk ditampilkan dan menyampaikan informasi visual mengenai suatu lokasi yang dipetakan.

8. Foto Udara
Jenis: Merupakan media prensentasi visual
Kegunaan: Untuk menampilkan gambar untuk penyampaian suatu materi pelajaran.
Contoh: Gambar foto udara Kecamatan Wonokromo
Cara menggunakan: Citra hasil pemotretan udara dicetak pada kertas foto, kemudian foto tersebut diperagakan di depan kelas oleh guru, apa saja yang harus diinterpretasi dan bagaimana caranya, agar foto tersebut dapat memberikan informasi keruangan.

9. Maket 3D
Jenis: Merupakan media presentasi visual
Kegunaan: Untuk menampilkan replika/miniatur dari suatu objek dari suatu fenomena permukaan bumi. Sehingga diperoleh gambaran objek dalam 3 dimensi.
Contoh:
- Maket 3D dari bentang lahan karst disertai gua karst dan sungai bawah tanah, dapat digunakan untuk menjelaskan proses-proses serta bentukan-bentukan yang terjadi di daerah karst.
- Maket 3D dari batuan jamur yang terdapat di daerah gurun, dapat digunakan untuk menjelaskan proses terbentuknya batuan jamur akibat erosi angin.
Cara menggunakan: Maket 3D tersebut diperagakan di depan kelas, dan dijelaskan bagian-bagiannya.

10. Kompas
Jenis: Merupakan media peraga berupa alat
Kegunaan: Menentukan arah atau posisi suatu objek di permukaan bumi terhadap arah UTSB (Utara Timur Selatan Barat)
Contoh: Membuat denah sekolah yang disertai posisi Azimut tiap sudut sekolah terhadap arah utara dengan menggunakan kompas.
Cara menggunakan: Mengukur besar azimut titik pertama dari pojok sekolah terhadap arah utara, kemudian besar azimut titik yang lain. Kemudian titik-titik tersebut dihubungkan.

NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU

BAB 1. NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU
Dari Crayonpedia
Langsung ke: navigasi, cari
Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya. Kalian tentu pernah mendengar bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara kita disebut negara berkembang. Negara berkembang pada umumnya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan subur. Tahukah kalian, mengapa suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang atau negara maju? Adakah kriteria-kriterianya? Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut.

A. Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju
1. Pengertian Negara Berkembang dan Negara Maju
Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik. Penggolongan suatu negara menjadi negara maju atau berkembang daspat diketahui berdasarkan indikator-indikator berikut.

a. Indikator kuantitatif (data yang dapat dihitung), misalnya:

1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) tingkat pertumbuhan penduduk;
3) angka beban tanggungan;
4) angka beban tanggungan; dan
5) usia harapan hidup.

b. Indikator kualitatif (data yang hanya dapat dibandingkan), misalnya;

1) etos kerja dan pola pikir; 4) tingkat kesehatan;
2) tingkat pendidikan; 5) pendapatan; dan
3) mata pencaharian; 6) kesadaran hukum.

2. Ciri-Ciri Negara Berkembang

a. Memiliki emiliki Berbagai Masalah Kependudukan

Berbagai tekanan dan masalah kependudukan yang merupakan masalah kompleks di negara-negara berkembang, antara lain:

1) laju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi;
2) persebaran penduduk tidak merata;
3) tingginya angka beban tanggungan;
4) kualitas penduduk relatif rendah; sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk juga rendah.
5) angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta
6) rendahnya pendapatan perkapita.

b . Produktivitas Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer

Hal ini dikarenakan, pada umumnya > 70% penduduk di negara berkembang berlatar belakang kehidupan agraris yang cara pengolahannya masih dilakukan dengan alat-alat dan metode-metode sederhana. Kondisi ini pula yang menyebabkan sebagian besar
penduduk negara-negara berkembang masih tinggal di pedesaan.

c . Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal

Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki belum mampu dioptimalkan. Dalam pemanfaatannya, negara berkembang masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Hasil sumber daya alam ini pada akhirnya dijadikan komoditas perdagangan (ekspor) karena belum memiliki teknologi untuk mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, pada umumnya negara berkembang mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah.

d . Ketergantungan terhadap Negara Maju

Negara berkembang pada umumnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, namun terbentur kendala modal dan teknologi. Oleh karena itu, mereka cenderung tergantung pada teknologi dan kucuran dana (baik hibah ataupun pinjaman) dari negara-negara yang lebih maju (negara donor) demi kelangsungan pembangunan yang sedang dijalankan. Pada praktiknya, negara-negara donor tersebut pemberikan pengaruh yang bersifat mengikat dan terkesan mendikte terhadap negara-negara yang dibantunya.

e . Keterbatasan Fasilitas Umum

Kemampuan pemerintah negara berkembang dalam bidang keuangan negara pada umumnya terbatas. Hal inilah yang menyebabkan
keterbatasan fasilitas umum yang mampu disediakan oleh pemerintah.

f . Tingkat Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Relatif Rendah

Tingkat partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum relatif masih rendah. Masyarakatnya (termasuk pejabatnya) masih banyak yang melakukan kecurangan-kecurangan hukum tanpa rasa malu. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang terjadi, antara lain pemaksaan kehendak, penyuapan, korupsi, kolusi, nepotisme, perusakan fasilitas umum, dan sebagainya. Kesetaraan gender juga belum membudaya, wanita yang aktif bekerja masih dianggap sebagai hal yang kurang pantas menurut beberapa kalangan. Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia juga belum dapat dilaksanakan secara optimal.

g . Tingkat Pendidikan Masih Rendah

Tingkat pendidikan pendudukan di negara-negara berkembang secara umum masih rendah. Hal tersebut dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun nonformal masih terbatas dan belum memadai sehingga belum dapat dijangkau oleh seluruh
penduduk di negara tersebut. Akibatnya, masih banyak dijumpai penduduk yang buta huruf.

h. Tingkat Pendapatan Masih Rendah

Mayoritas penduduk negara berkembang bekerja pada sektor pertanian yang umumnya masih dikerjakan secara tradisional. Tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh penduduk yang rata-rata masih rendah menyebabkan penduduk tidak mampu bersaing untuk bekerja atau menciptakan pekerjaan di sektor lain. Kondisi demikian mengakibatkan penduduk negara berkembang memiliki penghasilan atau pendapat rata-rata yang relatif rendah, sehingga pendapatan perkapita juga rendah.

i . Tingkat Kesehatan

Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada tingkat kesehatan penduduknya. Pada umumnya penduduk negara berkembang belum memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan. Minimnya sarana dan prasarana kesehatan menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga ditandai dengan angka kematian dan
angka kelahiran tinggi, sedangkan angka harapan hidup rendah.
3. Ciri-Ciri Negara Maju

a. Sumber Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru, ataupun memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi minyak bumi.

b . Dapat Mengatasi Masalah Kependudukan

Hal ini dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi, pendapatan perkapita tinggi, dan peluang kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.

c . Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang-Barang Hasil Produksi dan Jasa

Kegiatan ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat dipastikan bahwa > 70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.

d . Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi

Tingginya kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.

e . Ekspor yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa

Ada kalanya, suatu negara maju sangat minim sumber daya alam atau bahkan tidak memiliki sumber daya alam sama sekali, namun
dapat menghasilkan produk olahan sumber daya alam. Misalnya, hasil minyak mentah dari negara Inggris sangat minim, namun negara
tersebut mampu menghasilkan produk olahan minyak bumi dan memasarkannya ke seluruh penjuru dunia. Kebutuhan minyak mentahnya
tercukupi dengan cara mengimpor dari negara-negara lain yang umumnya termasuk dalam kategori negara-negara berkembang.

f . Tercukupinya Penyediaan Fasilitasilitas Umum
Negara maju memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan fasilitas umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan tingginya tingkat kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan memanfaatkan ketersediaan sarana fasilitas umum yang ada.

g . Kesadaran esadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung Tinggi

Masyarakat di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yang tinggi dalam mematuhi hukum. Pemerintahan yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan) serta transparansi (terbuka) dalam berbagai tindakan dan pengambilan keputusan. Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan dalam penentuan jabatan, namun kemampuanlah yang diperhitungkan. Penghormatan
terhadap hak asasi manusia dijunjung tinggi, bahkan untuk golongan minoritas, misalnya untuk kaum difabel (different ability) seperti orang tua, tuna netra, atau penyandang cacat fisik yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi atau kesempatan kerja yang sejajar dengan masyarakat normal.

h. Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi

Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negaranegara
maju secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.

i . Tingkat Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi

Kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh mayoritas penduduk menjadikan negara maju memiliki potensi SDM yang berkualitas tinggi. Kondisi demikian membuat penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian sebagai penghasilan
utama, tetapi di sektor industri, jasa dan perdagangan. Variasi pekerjaan di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk negara maju
memiliki pendapatan rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada pendapatan perkapita yang tinggi pula.

j . Tingkat Kesehatan Sudah Baik

Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi, sehingga kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik. Selain itu pihak pemerintah juga memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang dapat dijangkau
oleh semua lapisan masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik, dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah
dan angka harapan hidup penduduk yang tinggi di negara maju. Secara sederhana, perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang saat ini dapat dilihat pada tabel berikut.
4. Tahap-Tahap Perrkembangan suatu Negara
Tahapan perkembangan negara tersebut menurut Walt Whitman Rostow, seorang ekonom dari Amerika Serikat, dalam bukunya yang
berjudul Stages of Economic Growth (Tahapan-Tahapan Pertumbuhan Ekonomi) terbagi menjadi lima tahapan, dengan nama dan ciri-ciri
berikut ini.
a. Tahap Masyarakat Tradisional ( Traditional aditional Socie Society Stage)
Dicirikan dengan:
1) kondisi masyarakat yang belum produktif;
2) cara berproduksi dan pola perekonomian yang dijalankan masih tradisional;
3) sistem dan pola kerja yang telah ada masih bersifat tradisi/turun temurun;
4) perekonomian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (belum berorientasi pasar); dan
5) mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian.

b . Tahap Prakondisi Lepas Landas ( Precondition for Take Off Stage)
Dicirikan dengan:
1) terjadi perubahan pola kerja dan sistem di segala bidang, baik sosial, ekonomi, budaya, dan politiknya;
2) sudah mengenal dan menggunakan teknologi untuk lebih produktif dan efisien;
3) sudah muncul kesadaran menabung yang lebih produktif di lembaga-lembaga keuangan; serta
4) kegiatan perekonomian terus bergerak ke arah kemajuan.

c . Tahap Lepas Landas ( Take Off Stage)
Dicirikan dengan:
1) semakin berkembangnya usaha-usaha produksi;
2) terciptanya berbagai pembaruan yang lebih produktif dan efisien di segala bidang;
3) sektor produksi merupakan sektor dominan yang memacu pertumbuhan ekonomi; serta
4) semakin meningkatnya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
d . TahapGerak Menuju Kematangan ( Drive for Maturity Stage)
Dicirikan dengan:
1) sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang terus menerus;

2) penggunaan teknologi modern pada masyarakat semakin meluas;
3) semakin mantapnya struktur ekonomi negara;
4) negara mampu menginvestasikan pendapatan nasionalnya; serta
5) industri modern semakin berkembang, terutama industri yang padat modal.

e . Tahap Konsumsi Massa Tinggi ( Age of High Mass Consumption Stage)
Dicirikan dengan:
1) semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hingga pada tingkat pemenuhan kebutuhan sekunder bahkan tersier; dan
2) perkembangan industri mencapai tahap tertinggi dengan kemampuan sumber daya manusia yang sudah mencapai taraf ahli.
B. Mengidentifikasi Negara Berkembang dan Negara Maju
Berdasarkan ciri-ciri negara berkembang dan negara maju yang telah diuraikan di depan, maka kalian dapat membedakan antara negara berkembang dan negara maju. Hal yang harus kalian ingat adalah tidak semua negara yang memiliki pendapatan perkapita tinggi dapat digolongkan sebagai negara maju, namun harus diperhatikan pula aspek-aspek lain sebagai karakteristik atau ciri-ciri negara maju seperti yang telah diuraikan di depan. Salah satu contohnya adalah Uni Emirat Arab. Negara tersebut memiliki pendapatan perkapita yang tinggi dan pemenuhan kebutuhan masyarakatnya sampai pada tingkat kebutuhan sekunder bahkan tersier. Akan tetapi, negara ini masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Hal ini dikarenakan masih adanya aspek-aspek lain yang menunjukkan ciri-ciri negara berkembang di Uni Emirat Arab, antara lain, masih banyaknya penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, penyokong perekonomian masih didominasi barang mentah (minyak mentah) dan bukan barang produksi, belum mampu mengolah sumber daya yang ada secara maksimal menjadi barang hasil produksi, serta memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bangsa-bangsa Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris dalam mengelola minyaknya. Ketidakseimbangan antara jumlah faktor produksi dengan teknologi yang dikuasai inilah yang menyebabkan penggunaan modal dan tenaga kerja belum dapat digunakan secara maksimal. Lain halnya dengan Singapura. Meskipun negara ini relatif kecil, namun memiliki tingkat pendapatan perkapita yang tinggi, lebih dari 80% penduduknya tinggal di daerah perkotaan, pertumbuhan ekonomi didukung oleh sektor perdagangan dan jasa, serta komoditas ekspor didominasi barang-barang hasil produksi. Hal-hal tersebut menjadikan Singapura tergolong sebagai negara maju.

Berdasarkan ciri-ciri negara maju dan negara berkembang tersebut, Michael Todaro dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Ekonomi Negara-Negara Berkembang membagi wilayah negara-negara di dunia ini menjadi dua kawasan, yaitu kawasan Utara untuk menyebut negara-negara maju dan kawasan Selatan untuk menyebut negara-negara berkembang. Dalam perkembangannya, adanya tahapan perkembangan suatu negara telah menggeser pola tersebut. Pada kenyataannya, terdapat negara di kawasan Selatan yang dapat dikategorikan sebagai negara maju berdasarkan kondisi fisik, sosial budaya, ekonomi, dan penguasaan iptek yang dimilikinya. Negara-negara di wilayah Selatan yang dapat dikategorikan negara maju, yaitu Australia dan Selandia Baru. Berdasarkan peta berikut, terlihat bahwa mayoritas negara maju pada umumnya terletak di belahan bumi Utara (di sebelah atas garis hitam), antara lain, negara-negara di kawasan Eropa, Asia bagian Utara, Asia Timur, dan Amerika Utara, sedangkan negara-negara maju di belahan bumi Selatan adalah Australia dan Selandia Baru. Adapun negara-negara berkembang pada umumnya berada di sebelah Selatan dari negara-negara maju (di sebelah bawah garis hitam) tersebut, antara lain di sebagian besar wilayah Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Satu-satunya negara yang tidak dapat digambarkan/ditunjukkan sebagai negara maju pada peta berikut adalah Singapura karena wilayahnya terlalu kecil dan dikelilingi oleh negara-negara yang sedang berkembang.
C. Contoh Profil Singkat Negara Maju dan Negara Berkembang

Sebagai tambahan informasi bagi kalian, berikut akan disajikan beberapa contoh profil singkat tentang negara maju dan negara berkembang. Perhatikan profil singkat negara-negara berikut dengan seksama!
1. Contoh Profil Negara Maju

a. Jepang
Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis, Jepang berada antara 30°LU - 46°LU dan 128°BT - 179°BT. Luas negara ini sekitar 377.837 km² dengan jumlah penduduk mencapai 127.333.000 jiwa. Ber-dasarkan kedua indikator tersebut, rata-rata kepadatan penduduk Jepang sekitar 323 jiwa/ km². Sebagai negara kepulauan, Jepang memiliki beberapa pulau besar sebagai pulau utama, yaitu Honshu (pulau terluas sekaligus letak ibukota Jepang, Tokyo), Hokkaido, Kyushu, dan Shikoku. Selain itu, terdapat lebih dari 3.000 pulau kecil yang mengelilinginya. Di bidang perekonomian, Jepang banyak memegang peran penting, pendapatan perkapitanya yang tinggi (mencapai 31.410 US dollar) serta kestabilan mata uangnya mengantarkan Jepang sebagai salah satu negara maju di kawasan Asia. Di percaturan dunia, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan mendapat julukan “Macan Asia” karena kemampuan negara-negara tersebut dalam memperkukuh pengaruh perekonomiannya di kawasan Asia.

Berikut ini beberapa bentuk kemajuan Jepang di berbagai bidang.
1 ) Kemajuan di bidang pertanian
Daratan Jepang banyak terdapat gunung dan pegunungan, sehingga topografinya relatif kasar. Kondisi ini menyebabkan Jepang
memiliki luas wilayah pertanian yang tidak begitu luas, yaitu hanya ± 16% dari seluruh wilayah daratannya. Akan tetapi, meskipun luas
wilayah pertaniannya relatif sempit, Jepang ternyata mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi
oleh kesuburan tanah dan kemampuan sumber daya manusia dalam mengolah dan berinovasi di bidang pertanian, terutama dalam
pemanfaatan teknologi dalam menciptakan varietas-varietas baru unggulan, pupuk, alat-alat pertanian dan obat-obatan. Hasil-hasil
pertanian Jepang antara lain padi, kentang, jagung, sayur-sayuran, teh, jeruk, dan apel.

2 ) Kemajuan di bidang perikanan dan peternakan
Ikan merupakan bahan makanan kegemaran mayoritas penduduk Jepang. Oleh karena itulah pemenuhan akan konsumsi ikan (terutama ikan laut) di Jepang sangat tinggi. Hal ini didukung oleh adanya pertemuan arus hangat dan arus dingin (Kurosyiwo dan Oyasyiwo) di perairan Jepang yang kaya akan ikan. Hasil-hasil perikanan Jepang meliputi ikan salmon, makarel, tuna, hiu, haring, dan paus. Kesemuanya itu sebagian dikonsumsi langsung dan sebagian lagi diolah sebagai makanan kaleng. Adapun peternakan yang banyak berkembang di Jepang adalah peternakan babi, ayam, dan sapi.
3 ) Kemajuan di bidang industri
Jepang merupakan negara industri besar. Bahkan saat ini Jepang menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara industri besar di dunia. Produk industri Jepang telah tersebar ke berbagai pelosok dunia. Produk-produk tersebut meliputi produk permainan, barang elektronik, mobil/otomotif, obat-obatan/bahan kimia, tekstil, bahan makanan olahan, semen, kertas dan barang cetakan, kamera, dan alat transportasi. Bahkan, saat ini hasil industri otomotif Jepang merupakan hasil industri otomotif terbesar dunia. Hasil pembangunan negara Jepang di bidang industri ini sangat luar biasa, mengingat Jepang miskin sumber bahan mineral, sehingga sebagian besar bahan baku industri tersebut diimpor dari negara lain, termasuk dari Indonesia.
4 ) Kota-kota utama Jepang
a) Tokyo, merupakan ibukota Jepang, sekaligus sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, dan pendidikan bertaraf internasional.
b) Osaka, merupakan kota terbesar kedua Jepang, sekaligus sebagai pusat industri tekstil.
c) Nagoya, merupakan pusat industri pesawat terbang, otomotif, lokomotif, dan industri besar lainnya. Keberadaan kota ini oleh orang Jepang dianggap sebagai “ibukota” Jepang di wilayah tengah.
d) Kyoto, merupakan ibukota Jepang hingga tahun 1868, kota ini sekarang berkembang sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
e) Ginza, merupakan pusat hiburan, bisnis, dan perdagangan bertaraf internasional.
b . Amerika Serikat
Amerika Serikat merupakan negara benua yang terletak di kawasan Benua Amerika Utara, tepatnya di antara 24°33’LU - 70°23’LU
dan 112°BB - 66°BB. Luas negara ini mencapai 9.826.630 km² dengan jumlah penduduk sekitar 293.027.570 jiwa. Berdasarkan perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduknya, maka rata-rata kepadatan penduduk Amerika Serikat hanya sekitar 32 jiwa/km². Kepadatan penduduk ini pada umumnya berada di kawasan perkotaan, terutama di kota-kota wilayah pantai Timur dan pantai Barat.
Di bidang perekonomian, Amerika Serikat banyak memegang peran penting, bahkan dapat dikatakan mendominasi, terutama terhadap
negara-negara yang sedang berkembang. Dengan pendapatan perkapita mencapai 36.010 US dollar dan kestabilan mata uangnya,
Amerika Serikat mampu memosisikan diri sebagai negara maju. Berikut ini beberapa bentuk kemajuan Amerika Serikat.

1 ) Kemajuan di bidang pertanian
Sebagai negara kontinental, Amerika Serikat mempunyai lahan yang masih sangat luas, bahkan dapat dikatakan hampir 47% lahan di Amerika Serikat masih digunakan untuk lahan pertanian. Dalam pelaksanaannya, lahan-lahan tersebut dikonsentrasikan dalam beberapa produk unggulan, seperti berikut ini.

a) Kawasan lahan gandum yang disebut wheat belt, dapat dibedakan atas gandum musim dingin (winter wheat) yang terletak di daerah Kansas dan gandum musim semi (spring wheat) yang terletak di Montana, North Dakota, dan South Dakota.
b) Kawasan lahan kapas yang disebut cotton belt dan merupakan penghasil kapas terbesar di dunia, terdapat di Texas, Alabama,
Georgia, dan Lousiana.
c) Kawasan lahan jagung yang disebut corn belt, terletak di daerah Ohio, Iowa, Minnesotta, Missouri, dan Indiana.

Selain pola pertanian per kawasan tersebut, Amerika Serikat juga mengembangkan pertanian secara umum, seperti perkebunan
tembakau di Tennesse dan Virginia, perkebunan tebu di muara Sungai Mississippi, serta sayuran dan buah-buahan.

2 ) Kemajuan di bidang peternakan dan perikanan
Peternakan sangat maju dan telah lama dikembangkan di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat banyak memiliki
area padang rumput (praire) yang sangat luas. Adapun hewan ternak utama adalah sapi, kuda, biri-biri, babi, dan unggas. Hasil ternak utama adalah daging, kulit, wol, susu, dan telur. Adapun perikanan diusahakan secara besar-besaran di wilayah Samudra Atlantik.

3 ) Kemajuan di bidang pertambangan
Bidang pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang telah lama dikembangkan di Amerika Serikat. Dengan kemampuan sumber daya manusia dan peralatan modern yang dimilikinya, Amerika Serikat mampu mengolah sendiri kekayaan alamnya. Berikut ini beberapa bahan mineral utama di Amerika Serikat.
a) Batubara; merupakan bahan tambang mineral terbesar di Amerika Serikat. Lokasi penambangannya membentang dari Alabama hingga Pensylvania.
b) Minyak bumi; cadangan minyak bumi Amerika Serikat juga tergolong besar, daerah pertambangannya tersebar di Ohio, Texas, Oklahoma, Pensylvania, dan California.
c) Bijih besi; banyak diusahakan di sepanjang Pegunungan Mesabi (Mesabi Range) di dekat Danau Superior.
d) Emas; terdapat di Nevada, Sacramento, dan Colorado.
e) Tembaga, timah, dan bouksit; banyak diusahakan di Arkansas, Arizona, dan Montana.

4 ) Kemajuan di bidang perindustrian
Perindustrian telah berkembang dan bahkan saat ini dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian di Amerika Serikat.
Berikut ini beberapa industri besar di Amerika Serikat.
a) Industri baja di Pittsburgh, Chicago, Birmingham, dan Cleveland.
b) Industri kilang minyak di Texas dan Oklahoma.
c) Industri tembaga di Montana.
d) Industri tekstil di Georgia dan Carolina.
e) Industri pesawat terbang, mobil, dan peralatan militer di Seatle dan Los Angeles.
f) Industri mesin pertanian di Waterivo.
g) Industri wol dan sutra di Pensylvania, Massachussets, New Jersey, dan South Carolina.
5 ) Kemajuan di bidang perdagangan
Sebagai negara yang menganut paham ekonomi kapitalis dan perdagangan bebas, bidang perdagangan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua negara di dunia ini menjalin hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat mengekspor mesin-mesin, otomotif, pesawat terbang, barang elektronika, bahan-bahan makanan dan minuman olahan, persenjataan, alat-alat kedokteran, bahan-bahan kimia, dan obatobatan, serta masih banyak lagi. Adapun impor Amerika Serikat terutama berasal dari negara-negara sedang berkembang berupa bahan-bahan baku industri, seperti minyak dan gas, kayu, kopi, gula, karet, dan berbagai bahan baku industri lainnya.

6 ) Kota-kota utama di Amerika Serikat
Sebagai negara maju yang sangat dominan di percaturan dunia, Amerika Serikat memiliki banyak kota terkenal. Beberapa kota terkenal
tersebut, antara lain berikut ini.
a) Washington, D.C., merupakan pusat kendali pemerintahan Amerika Serikat sekaligus letak istana kepresidenan.
b) New York, merupakan kota terbesar sebagai pusat perdagangan dunia, di kota ini berdiri gedung pusat perdagangan dunia (World Trade Center Building/WTC) dan pusat pasar bursa dunia (The New York Stock Exchange/NYSE). Di kota ini juga terdapat markas besar PBB.
c) Los Angeles, merupakan kota terbesar kedua dan berperan sebagai kota pusat industri perakitan, komunikasi, keuangan, dan busana. Lalu lintas pelabuhan udaranya merupakan yang terpadat di Amerika Serikat. Kota ini juga merupakan pusat industri pesawat terbang dan perlengkapan militer.
d) Chicago, merupakan kota terbesar ke tiga. Kota ini dikenal sebagai pusat pemotongan hewan ternak, pusat pengecoran logam dan baja, produsen alat-alat kedokteran, perlengkapan perkeretaapian, sabun, cat, kosmetika, mesin-mesin industri, dan perlengkapan olah raga.
e) Philadelphia, pusat industri kimia, obat-obatan, pengolahan makanan, dan barang-barang cetakan. Kota ini juga terkenal karena kemajuannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mengantarkan Philadelphia sebagai kota pusat industri kesehatan utama di Amerika Serikat.
2. Contoh Profil Negara-Negara Sedang Berkembang

a. Brasil
Brasil merupakan negara terbesar di wilayah Amerika Selatan, tepatnya di antara 5°LU - 34°LS dan 35°BB - 74°BB. Luas negara ini mencapai 8.547.404 km² dengan jumlah penduduk sekitar 184.101.110 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Brasil hanya sekitar 22 jiwa/km². Mayoritas penduduknya masih tinggal di daerah pedesaan dengan tingkat penghasilan yang belum begitu tinggi. Di bidang perekonomian, Brasil menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita negaranya dari tahun ke tahun hingga mencapai 2.590 US dollar. Pendapatan tersebut didukung oleh kegiatan perekonomian Brasil dari berbagai sektor.
1 ) Pertanian dan Kehutanan
Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian negara Brasil dan menyumbangkan sekitar 45% dari komoditas ekspornya. Hingga saat ini, Brasil merupakan pengekspor kopi utama dunia, hasil-hasil pertanian lainnya berupa teh, rempah-rempah, kapas, cokelat, tembakau, kayu, jagung, dan tebu. Adapun wilayah hutan di Brasil merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dalam pemenuhan produk domestik dan ekspor. Sekitar dua per tiga dari hasil-hasil hutan diperoleh dari hutan tropis asli, sedangkan sepertiganya dipenuhi dari hutan-hutan baru. Hasil-hasil hutan tersebut banyak dimanfaatkan untuk konstruksi dan pembuatan bubur kayu (pulp) sebagai bahan baku kertas.

2 ) Perikanan
Perikanan menyokong 3% dari kebutuhan protein masyarakatnya. Dua per tiga hasil perikanan dipenuhi dari hasil perikanan laut sedangkan sisanya dipenuhi dari hasil perikanan darat.
3 ) Pertambangan
Pertambangan menyumbangkan 8,6% devisa bagi negara. Tambang utama di Brasil adalah bijih besi, sedangkan hasil tambang
lainnya adalah emas, minyak, timah, nikel, aluminium, kapur, intan, dan berbagai macam, batu mulia.
4 ) Perindustrian
Industri yang berkembang di Brasil, antara lain, industri baja, tekstil, semen, pengolahan makanan, petrokimia, perakitan pesawat dan mobil, serta barang-barang kimia dan elektronik.

5 ) Perdagangan
a) Ekspor: mobil dan suku cadang, besi dan baja, kopi, teh, cokelat, tebu, rempah-rempah, produk makanan, dan ternak olahan.
b) Impor: minyak dan produk olahannya, mesin-mesin mobil, kelistrikan, dan bahan-bahan kimia organik.

6 ) Kota-kota utama di Brasil
a) Brasilia, merupakan ibukota dan pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.
b) Sao Paulo, merupakan kota pusat industri, hampir 40% industri Brasil terdapat di kota ini. Jenis industri yang dominan adalah otomotif, tekstil, dan petrokimia.
c) Rio de Jeneiro, merupakan kota pelabuhan laut utama yang sangat ramai. Di kota ini juga terdapat industri bahan-bahan kimia dan gelas.
d) Porto Alegre, merupakan pusat industri pengolahan bahan makanan.
b . Mesir
Mesir merupakan negara terbesar di wilayah Afrika Utara, tepatnya di antara 22°LU - 32°LU dan 25°BT - 36°BT. Luas negara ini mencapai 997.739 km² dengan jumlah penduduk sekitar 76.117.430 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Mesir mencapai 77 jiwa/km². Wilayah Mesir yang luas tersebut kebanyakan didominasi gurun yang tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga penduduknya memusat di wilayah lembah Sungai Nil dan di pesisir pantainya. Adanya penduduk asli yang tinggal secara nomaden di daerah gurun menyebabkan Mesir mengalami ketimpangan dalam hal penyebaran penduduk dan pendapatannya. Meskipun memiliki banyak devisa, namun pendapatan perkapita penduduknya hanya mencapai 1.350 US dollar.

Pendapatan tersebut didukung oleh beberapa kegiatan perekonomian berikut ini.
1 ) Pertanian
Sektor pertanian menyumbangkan 17% perekonomian negara Mesir. Meskipun didominasi wilayah gurun, namun Mesir mendapatkan
berkah dari adanya aliran Sungai Nil yang menyuburkan kawasan lembah dan deltanya. Mesir terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma, zaitun, dan serat papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya proyek raksasa bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju. Saat ini produk pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan berbagai jenis buah-buahan, sayuran, padi, tebu, dan rumput-rumputan untuk makanan ternak.
2 ) Peternakan dan perikanan
Selain sebagai petani, masyarakat tradisional Mesir juga banyak yang hidup dari beternak secara nomaden. Jenis hewan ternak yang dikembangkan secara tradisional adalah domba, biri-biri, dan unta. Salah satu dampak pembangunan bendungan Aswan adalah mampu mendukung kegiatan peternakan, sehingga saat ini banyak peternak yang mulai mengembangkan ternaknya dengan cara-cara modern. Adapun perikanan dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut banyak diusahakan di perairan Laut Merah dan perairan Laut Tengah, sedangkan perairan darat banyak diusahakan di Sungai Nil dan di kawasan bendungannya.

3 ) Pertambangan
Hasil tambang utama Mesir adalah minyak bumi dan gas alam yang terdapat di pantai dan perairan Laut Merah serta di kawasan Gurun Libya dan Semenanjung Sinai. Selain hasil tambang utama tersebut, dikembangkan juga pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.

4 ) Perindustrian
Perindustrian termasuk di dalamnya perakitan, pertambangan, dan konstruksi, memberi masukan lebih dari 35% pendapatan nasionalnya.
Hasil industri utama negara ini adalah tekstil, bahan-bahan kimia, besi, dan minyak beserta olahannya. Hubungannya dengan negara-negara maju menyebabkan Mesir juga mulai membangun perindustrian di bidang otomotif, elektronik, barang-barang rumah tangga, dan obat-obatan. Kawasan industri utama terdapat di Kairo dan Alexandria serta di berbagai zona industri di sepanjang Terusan Suez.

5 ) Perdagangan
a) Ekspor berupa kapas, benang, tekstil dan permadani, minyak mentah, gas dan produk olahannya kopi, teh, cokelat, tebu, dan kurma.
b) Impor berupa mesin-mesin dan peralatan transportasi, besi dan baja, kertas dan produk olahan makanan, serta bahan-bahan kimia.
Selain memperoleh devisa dari perdagangan, Mesir juga diuntungkan dengan adanya Terusan Suez yang membelah negaranya, yaitu dari pelayanan pelabuhan dan bea masuk terusan.
6 ) Kota-kota utama di Mesir
a) Kairo, merupakan ibukota dan kota terbesar di Benua Afrika. Berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.
b) Alexandria, merupakan salah satu kota tertua di dunia, saat ini berfungsi sebagai pusat kebudayaan, filsafat, dan agama.
c) Suez, merupakan kota pelabuhan yang ramai, terletak di tepi Laut Merah dan berfungsi sebagai pintu masuk Terusan Suez.
d) Port Said, merupakan kota pelabuhan yang sangat ramai. Terletak di tepi Laut Tengah dan berperan sebagai pintu masuk Terusan Suez. Di kota ini terdapat berbagai jenis industri, seperti industri kimia, pengolahan makanan, perikanan, dan rokok.