Senin, 26 Juli 2010

GEOWISATA TASIKMALAYA

GEOWISATA TASIKMALAYA
Kota Tasikmalaya memiliki segudang potensi pariwisata, diantaranya adalah wisata alam, kerajinan, wisata belanja, wisata religi, seni, budaya, UKM, dll. Dalam potensi UKM dan kerajinan masyarakat, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah UKM terbesar setelah Bandung Raya (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat) di Jawa Barat. Kota ini memiliki segudang kerajinan beraneka bentuk dan rupa yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Dengan banyaknya UKM yang tersebar di kota ini, Kota Tasikmalaya disebut juga sebagai Kota UKM. Kerajinan khas Tasikmalaya antara lain adalah Bordir Tasikmalaya yang telah mendunia, Payung Geulis yang telah menjadi ikon Jawa Barat, Kelom Geulis, sandal tradisional asli buatan bangsa Indonesia, batik Tasikmalaya yang tidak kalah dari batik-batik lainnya di Pulau Jawa dengan ciri khasnya, dan kerajinan–kerajinan lainnya. Seorang penyair pernah berkata: "Tuhan menciptakan Jawa Barat ketika sedang tersenyum", hal itu benar adanya karena alam di Jawa Barat sangat indah dan keindahan alam Jawa Barat tidak dapat ditemukan di provinsi lain. Begitu pula Kota Tasikmalaya, "Tuhan menciptakan alam di Bumi Priangan Timur Tasikmalaya laksana sebuah keindahan zamrud yang berkilau dari selatan". Kota ini memiliki panorama alam yang luar biasa cantik, Situ Gede, Gunung Galunggung, Cipatujah, dan objek wisata lainnya ditata menjadi objek wisata alam yang menawan, sehingga sangat potensial dijadikan sebagai kota tujuan wisata di Indonesia.

Kota Tasikmalaya berada persis di tengah-tengah jantung bumi Priangan Timur dan Selatan, diapit oleh Ciamis dengan objek wisata Pangandaran-nya yang telah melegenda, Sumedang dengan objek wisata museum yang menyimpan sejarah perkembangan bumi priangan, dan Garut dengan objek wisata Cipanas-nya yang tersohor. Dengan Posisi Kota Tasikmalaya yang sangat strategis tersebut menjadikan kota ini sebagai Pusat MICE terbesar di Jawa Barat setelah Kota Bandung dan Kota Bogor. Banyak para pelaku tujuan bisnis, wisata, industri, pendidikan, dan lain-lain menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai tempat yang tepat untuk memulai aktivitasnya dan dijadikan base camp dari seluruh penjuru Pulau Jawa yang hendak ke Bumi Priangan.

Pantai Selatan

Image Hosted by ImageShack.us


Pantai Selatan Tasikmalaya, atau terkenal dengan pantai Cipatujah merupakan salah satu obyek wisata alam, dengan daya tarik utama berupa wisata bahari. Pengelolaan obyek wisata pantai Selatan ini dibawah kendali Kantor Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya. Obyek wisata pantai Selatan Cipatujah meliputi area kurang lebih 115 hektar, terletak kurang lebih 91 km dari pusat kota Tasikmalaya. Pantai Tasikmalaya Selatan memiliki potensi wisata yang tersebar di sepanjang pantai Cipatujah sampai Cikalong. Obyek dan daya tarik wisata yang sudah mulai dirintis antara lain: Pantai Sindangkerta, Pamayangsari, Karangtawulan, semuanya termasuk wilayah Kecamatan Cipatujah. Sementara obyek-obyek wisata pantai yang termasuk Kecamatan Cikalong antara lain: Pantai Mandalajaya dan Sindangjaya. Disamping obyek-obyek wisata tersebut masih terdapat obyek dan daya tarik lain. Pada area pantai Selatan Tasikmalaya bermuara sungai-sungai yang cukup besar membuat panorama alam disekitarnya indah dan sangat potensial untuk dikemas menjadi obyek wisata.

A. PROSPEK PASAR
Pembangunan ataupun pengembangan obyek wisata Pantai Cipatujah sampai sekarang belum dilaksanakan secara maksimal. Namun demikian berdasarkan data Kantor Pariwisata Tasikmalaya, pada periode tahun 1997 – 2000 tercatat wisatawan yang berkunjung ke Pantai Cipatujah berjumlah 252.774 orang atau rata-rata 84.258 orang per tahun, sedangkan wisatawan mancanegara jumlahnya sangat kecil, yaitu hanya 502 orang, itupun hanya tercatat pada tahun 1997 setelah itu tidak ada lagi kunjungan wisatawan mancanagara.
Kontribusi pendapatan dari obyek wisata Tasikmalaya selatan berdasarkan nilai nominalnya menempati urutan ketiga. Sebagai catatan, pada tahun 2000 target pendapatan dari obyek wisata Tasikmalaya Selatan sebesar Rp. 6.937.500,00, dan dapat terealisasi sebesar Rp. 7.354.100,00, pencapaian target 105,00 persen.
Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, serta terbukanya jalur transportasi yang menghubungkan wilayah-wilayah Jawa Barat Selatan, perkembangan obyek wisata Tasikmalaya Selatan diprediksikan akan dapat berkembang dengan pesat. Sebaliknya, dalam kondisi perekonomian yang kurang sehat. Untuk kondisi saat ini, Jarak tempuh obyek wisata pantai Tasikmalaya Selatan terlalu jauh, sementara variasi daya tarik obyek wisata kurang, hal ini akan mengurangi keinginan wisatawan untuk datang berkunjung.
Obyek wisata Pantai Selatan Tasikmalaya secara geografis tidak terlalu jauh dengan obyek sejenis yang sudah lebih dahulu berkembang, yaitu Pangandaran. Maka seiring dengan perkembangan obyek wisata Pangandaran, dalam jangka panjang Pantai Selatan Tasikmalaya dapat menjadi pelengkap, atau paling tidak menjadi jalur alternatif wisatawan untuk menuju atau jalan pulang setelah dari pangandaran.

B. PELUANG INVESTASI
Peluang investasi terutama untuk pengembangan infrastruktur di area wisata Pantai Selatan Tasikmalaya, masih sangat terbuka luas. Problem utama yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan adalah infrastruktur transportasi. Sampai saat ini jalan tembus Jawa Barat Selatan belum selesai, sehingga mobilitas faktor produksi dan jalur distribusi hasil produksi dari wilayah tersebut belum lancar sebagaimana yang diharapkan. Maka investasi yang mungkin harus didahulukan oleh pemerintah adalah pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan mobilisasi orang atau barang di wilayah tersebut.
Setelah prasarana transportasi dan komunikasi lancar, secara teoritis akan mendorong investasi swasta untuk menanam investasi sesuai dengan bidang keakhlian masing-masing, termasuk didalamnya bidang usaha yang bergerak di sektor pariwisata. Namun demikian, agar tidak telanjur berkembang secara liar, maka perlu pemantapan dan penerapan hukum yang tegas dan lugas dalam aplikasi tata ruang yang telah lebih dahulu dibuat.


Pengembangan Karaha Bodas Sebagai Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten Tasikmalaya
Kawasan Karaha terletak di Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Di Kabupaten Garut meliputi Kecamatan Pangatikan, Kecamatan Karang tengah serta di Kecamatan Kadipaten dan Kecamatan Ciawi di Kabupaten Tasikmalaya. Dalam tata ruang Kabupaten Tasikmalaya, Kawasan Karaha terletak di Wilayah Pengembangan Utama Utara (WPU-U), Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) I yang meliputi Kecamatan Ciawi, Kadipaten, Pagerageung, Sukaresik, Jamanis, Sukahening, Rajapolah, Sukaratu dan Cisayong.

Kondisi geologi Kawasan Karaha berdasarkan Peta Gologi Lembar Tasikmalaya, menunjukan adanya dominasi batuan gunungapi muda dari Gunung Talaga Bodas dan batuan gunungapi tua dari Gunung Sadakeling. Batuan hasil gunungapi tua Sadakeling terdiri dari breksi gunungapi, breksi aliran tufa dan lava bersusunan andesit sampai basalt yang merupakan hasil erupsi Gunung Sadakeling pada jaman Plistosen. Beberapa kelurusan memotong batuan hasil gunungapi tua ini dalam arah tenggara-barat laut yang diperkirakan merupakan sesar. Di beberapa tempat ditemukan proses alterasi oleh uap panas. Di area selatan kawasan Karaha, batuan hasil gunungapi muda Gunung Talaga Bodas menutupi batuan hasil gungapi tua Gunung Sadakeling yang juga ditemukan proses alterasi dan pensesaran. Sebuah fenomena menarik ditemukan di Kawasan Karaha ini yaitu banyaknya aktivitas solfator dan fumarol yang merupakan indikasi adanya potensi geotermal.

Kawah Karaha Bodas sendiri mempunyai karakteristik ledakan pheratik yaitu tipe letusan gunung yang mengeluarkan air panas dan uap panas. Terindikasikan oleh adanya kumpur panas, fumarol, solfatar, mataair panas dan alterasi batuan. Kawah Karaha merupakan satu dari 21 gunungapi tipe C di Indonesia yaitu gunungapi yang sejak tahun 1600 erupsinya tidak tercatat.

Saat ini potensi geotermal Karaha tersebut sedang dalam proses eksplorasi oleh PT. PERTAMINA GEOTERMAL ENERGI. Pengembangan Lapangan Uap dan Pembangunan PLTP Karaha Bodas dengan kapasitas terpasang 30 MW bertujuan untuk memanfaatkan sumberdaya panasbumi secara maksimal di lapangan Karaha Bodas sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik guna menambah ketersediaan tenaga listrik di jalur interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Hal ini juga berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam hal diversifikasi energi guna penghematan bahan bakar minyak dan meningkatkan pemanfaatan sumberdaya energi alternatif. Sesuai dengan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan serta berkelanjutan maka upaya penyediaan energi geotermal ini diarahkan dengan konsep tanpa mengurangi atau merusak lingkungan yang ada.

Salah satu potensi lain yang sangat menarik adalah adanya potensi wisata alam di Kawasan Karaha yang masuk ke dalam batas administratif Kabupaten Tasikmalaya dalam bentuk wisata alam terpadu Karaha Bodas. Area Wisata alam ini terletak pada konsesi hutan yang dikelola oleh Perhutani Unit III Jawa Barat. Konsep Wisata alam Karaha Bodas berbasis pada keberadaan obyek wisata alam hutan dan potensi wisata geologi geotermal. Akses jalan menuju lokasi wisata alam ini adalah melalu jalan desa Kadipaten sejauh kurang lebih 5 km dengan pintu masuk dari turunan gentong sebelah kanan jika dari arah Bandung menuju Tasikmalaya.

Konsep inti wisata terpadu di karaha bodas yang ada adalah berupa wana wisata serta geowisata. Wana wisata merupakan bentuk wisata alam yang dibentuk oleh keindahan hutan seputar Karaha Bodas. Potensi wisata yang dapat dikembangkan dalam lingkup wana wisata ini adalah pembuatan camping ground, jogging track, paket outbond, pembuatan meeting room, paket wisata kuliner, serta agrowisata. Sementara potensi geowisata di Karaha Bodas dikembangkan berdasar pada ketersediaan potensi hidrotermal yang muncul dalam bentuk mata air panas. Dapat dikembangkan dalam bentuk pemandian air panas, landscape bentang alam geologi, paket wisata geothermal, serta area ekskursi geologi/field trip.

Dalam pengembangan tahap lanjut dapat dikolaborasikan antara potensi wana wisata dan geowisata ini dengan adanya even wisata rutin seperti atraksi budaya dan atraksi kesenian khas Tasikmalaya. Ketersediaan infrastruktur wisata terpadu dan dikemas dengan even atraksi budaya dan seni tentu akan menjadi kekuatan utama dalam pemasaran obyek wisata ini ke depan. Bentang alam yang indah secara alamiah, ditopang dengan ketersediaan prasarana wisata yang memadai, ditunjang oleh akses jalan yang mantap, serta tersedianya atraksi penunjang tentu tak pelak lagi akan membawa Karaha Bodas ini segera melejit menjadi obyek daerah tujuan wisata unggulan Kabupaten Tasikmalaya.

Pengembangan Kawasan Wisata Alam Terpadu Karaha Bodas ini tentunya memerlukan sinergi yang kuat antara Pemkab Tasikmalaya, Perhutani Unit III Jawa Barat serta investor yang kompeten. Pemkab Tasikmalaya dapat mencermati lebih jauh serta fokus dalam penyediaan dukungan infrastruktur wilayah terutama jaringan jalan. Keberadaan jalan eksisting saat ini adalah adanya jalan masuk menuju lokasi potensi wisata alam berupa jalan desa yang tentunya memerlukan peningkatan jalan. Perhutani Unit III Jawa Barat sebagai pengelola kawasan hutan juga harus secara intensif melakukan manajemen hutan dan manajemen pengelolaan wisata yang handal dan berkelanjutan. Keberadaan investor dalam pengembangannya pun diperlukan dalam bentuk kerja sama pengembangan dan pengelolaan secara professional karena disadari adanya keterbatasan anggaran jika bergantung pada pemerintah saja.

Dalam implementasinya, tentunya diperlukan tahapan pengembangan karena mengembangkan sebuah obyek wisata alam terpadu tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dalam tahapan awal dapat dilakukan inisiasi dan pembuatan dokumen perencanaan yang handal mulai dari studi kelayakan hingga masterplan pengembangan serta pembuatan detailed engineering design wisata alam terpadu Karaha Bodas. Dokumen perencanaan ini harus dibuat sematang mungkin karena akan menjadi dasar pengembangan selanjutnya, tentunya dengan didasarkan pada konsep sustainable eco tourism sehingga pengembangan obyek wisata ini tidak akan mengganggu kelangsungan sumber daya yang ada.

Kemudian dalam tahapan berikutnya diprioritaskan pada penyediaan infrastruktur jalan dan prasarana wisata tertentu yang menjadi prioritas semisal pemandian air panas, meeting room, bangunan untuk home stay serta prasarana fisik dasar lainnya, tentunya berbasis pada dokumen perencanaan yang telah dibuat. Dalam tahapan ini, semua pembangunan infrastuktur serta prasarana wisata dasar sudah harus sampai tataran dapat dioperasionalkan.

Setelah tahapan tersebut selesai, maka memasuki tahapan selanjutnya yaitu pengembangan paket-paket add-on berupa paket wisata tambahan semisal jogging track, camping ground, serta pengemasan paket-paket wisata khusus (geowisata, geotrack, paket meeting, forest walk dll). Tak lupa untuk menampilkan even pariwisata khusus berupa atraksi-atraksi budaya dan seni secara khusus. Dalam tahapan ini maka Karaha Bodas akan layak jual sebagai obyek daerah tujuan wisata unggulan terpadu di Kabupaten Tasikmalaya.

Pengembangan energi geotermal serta wisata alam terpadu Karaha Bodas ini merupakan salah satu bentuk pembangunan wilayah berupa Kawasan Strategis. Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah, Kawasan Karaha telah dimasukan sebagai rencana kawasan strategis daerah. Dampak langsung yang dapat dirasakan jika pembangunannya telah dilaksanakan adalah adanya multiplier effect bagi Kabupaten Tasikmalaya. Secara langsung juga bisa dirasakan oleh masyarakat karena pengembangan kawasan strategis Karaha tentunya menjadi faktor utama dalam pengembangan simpul-simpul wilayah. Bagi masyarakat sekitar kawasan tersebut, pengembangan wisata alam terpadu tentu akan dapat meningkatkan indeks daya beli karena perekonomian akan terpacu secara simultan sebagai akibat adanya simpul kegiatan wisata. Pengunjung yang datang tentu akan menjadi berkah tersendiri karena dipastikan akan bermunculan peluang-peluang usaha masyarakat di sektor pariwisata. Dibukanya akses infratruktur jalan yang mantap menuju lokasi juga akan mampu memancing pengembangan wilayah tersebut secara langsung. Dengan sendirinya kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Disamping dampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, tentunya pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata juga akan terdongkrak. Capaian optimal dari peningkatan pendapatan asli daerah ini akan kembali lagi kepada masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dalam bentuk program dan kegiatan pembangunan daerah. Sinergi semua stakeholder dalam pengembangan kawasan Karaha ini tentunya sangat ditunggu oleh masyarakat. Semoga bisa terwujud.

Obyek wisata Pantai Cipatujah meliputi area kurang lebih 115 hektar, terletak kurang lebih 74 km dari pusat kota Tasikmalaya. Pantai selatan Tasikmalaya ini memiliki potensi wisata yang tersebar di sepanjang pantai Cipatujah sampai Cikalong. Disamping obyek-obyek wisata tersebut masih terdapat obyek dan daya tarik lain. Pada area pantai selatan Tasikmalaya bermuara sungai-sungai yang cukup besar membuat panorama alam disekitarnya indah dan sangat potensial untuk dikemas menjadi obyek wisata.

Letak yang cukup strategis sebagai salah satu obyek wisata yang dijumpai bila melewati jalur Tasik Selatan, selain Pantai Pamayangsari, Pantai Sindangkerta dan Karangtwulan yang tidak kalah eloknya. Pantai Cipatujah ini hanya berjarak sekitar 97 km dari objek wisata Pantai Pangandaran di Kabupaten Ciamis melewati jalan yang cukup mulus menyisir pantai selatan, dengan koordinat yang dapat di input pada GPS, yaitu S : 07˚ 34.778’ dan E 108˚ 06.430’


PROSPEK PASAR

SS.Mustofa seorang pemerhati pariwisata di Priangan Timur mengungkapkan, bahwa pembangunan ataupun pengembangan obyek wisata Pantai Cipatujah sampai sekarang belum dilaksanakan secara maksimal.

“Namun demikian, seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, serta terbukanya jalur transportasi yang menghubungkan wilayah-wilayah Jawa Barat Selatan, perkembangan obyek wisata Tasikmalaya selatan diprediksikan akan dapat berkembang dengan pesat,” ujarnya.

Untuk kondisi saat ini, lanjut SS.Mustofa, jarak tempuh obyek wisata pantai Tasikmalaya Selatan terlalu jauh, sementara variasi daya tarik obyek wisata kurang. “Kondisi ini akan mengurangi keinginan wisatawan untuk datang berkunjung,” tuturnya.

Sebenarnya, obyek wisata pantai selatan di Kabupaten Tasikmalaya, secara geografis tidak terlalu jauh dengan obyek sejenis yang sudah lebih dahulu berkembang seperti objek wisata Pantai Pangandaran. Karena itu, seiring dengan perkembangan obyek wisata Pantai Pangandaran, dalam jangka panjang objek wisata pantai selatan di Kabupaten Tasikmalaya dapat menjadi pelengkap

“Jadi, keberadaan objek wisata pantai yang ada di Kabupaten Tasikmalaya seperti Pantai Cipatujah, Pantai Karang Trowulan, Pantai Sindangkerta dan lainnya, paling tidak menjadi jalur alternatif wisatawan untuk menuju atau jalan pulang setelah dari Pantai Pangandaran,” kata SS. Mustofa.


PELUANG INVESTASI

Lantas peluang investasi, terutama untuk pengembangan infrastruktur di area wisata pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya, sebenarnya masih sangat terbuka luas. Problem utama yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan adalah infrastruktur transportasi. Karena sampai saat ini jalan tembus Jawa Barat Selatan belum selesai, sehingga mobilitas faktor produksi dan jalur distribusi hasil produksi dari wilayah tersebut belum lancar sebagaimana yang diharapkan.

Karena itu, investasi yang mungkin harus didahulukan oleh pemerintah adalah pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang memudahkan mobilisasi orang atau barang di wilayah tersebut. Setelah prasarana transportasi dan komunikasi lancar, maka secara teoritis akan mendorong investasi swasta untuk menanam investasi sesuai dengan bidang keakhlian masing-masing, termasuk didalamnya bidang usaha yang bergerak di sektor pariwisata.

Namun demikian, agar tidak telanjur berkembang secara liar, maka perlu pemantapan dan penerapan hukum yang tegas dan lugas dalam aplikasi tata ruang yang telah lebih dibuat dahulu.

Tidak ada komentar: