Senin, 11 Januari 2010

Belajar Geografi Dengan Menggunakan Peta

Peta ini mempresentasikan sebaran atau distribusi spasial kelas lereng di sebuah DAS. Kelas-kelas lereng disimbolkan dengan poligon berwarna bertingkat (karena data kelas lereng merupakan data berskala rasio) yang dikenal dengan pemetaan koroplet.Peta ini memvisualisasikan data geologi utamanya litologi dan struktur geologi sebuah daerah aliran sungai. Simbol yang digunakan adalah poligon berwarna (sudah dibakukan) dan ditambahkan indeks huruf yang menyatakan atribut umur dan formasi batuannya. Struktur dipresentasikan dengan simbol titik misalnya dip dan strike dan simbol garis misalnya kelurusan (lineament), sesar.

Peta ini merepresentasikan sebaran keruangan macam-macam penggunaan tanah di sebuah DAS. Sama halnya dengan peta tanah, peta geologi, peta penggunaan tanah ini menggunakan simbol poligon berwarna untuk merepresentasikan data nominal, cara ini dikenal dengan nama colourpath.

Untuk kajian keruangan tertentu, tema tanah, kelas lereng, geologi, penggunaan tanah disintesiskan menjadi tema baru (dengan tumpang susun) menjadi tema satuan lahan।

Peta ini menggambarkan sebaran keruangan satuan lahan hasil tumpang susun peta tanah, peta kelas lereng, peta geologi dan peta satuan lahan।Peta ini adalah peta koroplet yang menggambarkan distribusi spasial lima tingkatan bahaya banjir di Kota Surakarta yang merupakan sebuah analisis dari peta probabilitas banjir yang dianalisis berdasarkan bentuklahan dan hidrologi dan even atau peristiwa banjir yang pernah terjadi.

Menyiapkan Media Pembelajaran Geografi

Dalam menyiapkan materi geografi seorang guru selain menguasai konsep-konsep dan teori standar sesuai dengan tuntutan kompetensi profesionalnya harus pula mempertimbangkan jenjang kemantapan intelektual peserta didik.

Bahwa geografi (dan cabang-cabang geografi) secara esensial berbeda dengan bidang ilmu lain (meskipun substansinya berimpit) karena sudut pandang spasial, kiranya sudah dipahami. Bahwa identitas geografi ada pada sudut pandang spasial, kiranya sudah dipahami bahwa sudut pandang spasial mengharuskan hadirnya peta sebagai media utama, kiranya sudah dipahami. Tetapi penggunaan peta untuk media pembelajaran geografi untuk internalisasi konsep-konsep geografi dalam substansi yang berbeda-beda agaknya belum banyak dilakukan oleh guru. Penggunaan peta kebanyakan terbatas pada penyampaian materi atau bahasan tentang peta itu sendiri.

Perlu pula diingat bahwa kajian substansi penduduk dapat melalui demografi, studi kependudukan dan geografi penduduk. Penyampaian konsep geografi penduduk-lah yang mengharuskan penggunaan peta. Peta apa? Demikian pula penyampaian konsep geografi tumbuhan (phytho geograhy), geografi hewan (zoo geography), geografi industri, geografi transportasi, dan lain-lain mengharuskan penggunaan peta. Peta apa?

Bagaimana menyiapkannya?

Pada prinsipnya pemetaan tematik adalah meletakkan atau ploting data tematik ke dalam peta dasar atau base map . Bergantung kepada skala peta tematik yang ingin dihasilkan maka yang digunakan sebagai peta dasar atau base map dapat bermacam-macam. Dari atlas umum skala jutaan, peta korografi skala limaratus ribuan, peta topografi skala limapuluh ribuan, duapuluh lima ribuan sampai sepuluh ribuan। Yang penting adalah peta dasar yang akan menjadi kerangka tempat meletakkan data tematik harus secara geometrik benar. Dari mana data tematik diperoleh?

Penting pula peta sebagai media komunikasi visual, sebagai media pembelajaran geografi secara visual, harus tampil benar, bersih, rapi, menarik juga mudah dimengerti oleh mitra komunikasi kita। Bagi guru yang diajak komunikasi adalah peserta didik. Siapa peserta didik? Siswa SMP/MTS, siswa SMA/MA, memerlukan strategi desain simbol peta yang sesuai dengan jenjang kemantapan intelektual peserta didik.
Jika simbol topografi dalam bentuk titik dan garis dirasa terlalu abstrak bagi siswa SMP/MTS maka internalisasi konsep relief yang bahan mentahnya peta RBI kewajiban guru geografi untuk menampilkan simbol, mengkonversi simbol titik dan garis itu kedalam bentuk simbol relief yang lain seperti hill shading, layer tinting dan 3D।

Beberapa Catatan penutup

  • Peta sebagai media komunikasi visual digunakan oleh berbagai kalangan berbagai bidang. Di bidang geografi peta merupakan media utama dalam upaya internalisasi konsep-konsep geografi oleh guru kepada siswa.
  • Implementasi penggunaan peta sebagai media pembelajaran sepatutnya-lah memperhatikan tingkatan pendidikan siswa dan hal ini menyangkut desain simbol.
  • Kemajuan teknologi informasi membawa pengaruh pula dalam bidang teknologi informasi spasial ibarat rahmat (blessing) dapat dimanfaatkan secara langsung untuk penyiapan peta termasuk peta geografi (peta tematik dan peta statistik).
  • Geografi, ilmu spasial diyakini mampu membekali spatial intelligence, spatial ability kepada peserta didik. Bersama aritmatik, matematik, sport, seni, history dan inteligence-inteligence lain, spasial inteligence-nya geografi diharapkan mampu memberikan keluasan landasan berfikir, perkembangan etika, estetika, moral peserta didik.
  • Cukup merepotkan guru geografi di sekolah adalah kenyataan bahwa kurikulum dan buku ajar kurang mendukung. Dari segi kurikulum nampak bahwa beberapa indikator (turunan SK dan KD) masih di luar pagar esensi atau filosofi geografi. Hal ini kiranya perlu perhatian serius organisasi profesi geografi.
  • Perkembangan terakhir sistem informasi geografis berkembang ke arah sains informasi geografis. Jika kemajuan ini dimanfaatkan oleh guru geografi dalam pembelajaran geografi di sekolah maka tidak berlebihan jika geografi diharapkan akan muncul sebagai pelajarn unggulan dalam sebuah lembaga pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

BAKOSURTANAL.2004.Panduan Membaca Peta Rupabumi Indonsia. Cibinong : BAKOSURTANAL.

BAKOSURTANAL.2007. Atlas Pulau-Pulau Kecil Terluar. Cibinong : BAKOSURTANAL

BAKOSURTANAL.2006.Album Foto Udara. Cibinong : BAKOSURTANAL.

Dickinson, G.C. 1973. Statistical Mapping and The Presentation of Statistic. London : J.W Arrowsmith .L.td

Monmonier, Mark. 1982. Computer – Assisted Cartography Principles and Prospect. New York : Prentice-Hall,inc.

Purwani, Diana Endah. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Sengon dan Kacang Tanah di Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Skripsi. FKIP-UNS ( Program Studi P.Geografi ) Surakarta.


Data tematik dapat dikumpulkan dari hasil observasi lapangan, survei, interpretasi citra penginderaan jauh, kompilasi data sekunder (dari lembaga yang betul-betul berkompeten). Perhatikan diagram kerangka pemetaan tematik berikut :

Tidak ada komentar: