Kamis, 18 November 2010

Momen Alami Matahari

Penentuan arah kiblat dapat dilakukan melalui moment alami matahari, yaitu saat posisi matahari istiwa (kulminasi) tepat di atas Ka'bah pada tanggal 28 Mei sekitar pukul 16:18 WIB dan tanggal 16 Juli sekitar pukul 16:27 WIB. Saat tersebut, jika kita melihat ke Matahari, dan menarik garis lurus dari Matahari, kita akan mendapatkan posisi tepat arah kiblat tanpa perlu melakukan perhitungan.

Ilustrasi:
Bumi berputar pada sumbu rotasinya dengan periode 24 jam, pada saat yang sama bumi mengedari matahari dengan periode satu tahun. Akibatnya, relatif terhadap bintang-bintang pada bola langit, dan mataharipun terlihat berubah posisinya dari hari ke hari, dan setelah satu tahun, kembali ke posisi semula. Matahari juga bergerak kurang lebih ke arah timur, namun karena bidang edar bumi (ekliptika) tidak sebidang dengan bidang rotasi bumi (ekuator langit), maka gerak matahari tadi pun tidak tepat ke arah timur, tetapi membentuk sudut 23,5º, sesuai dengan besar sudut antara ekliptika dan ekuator langit.

Karena bidang ekliptika membentuk sudut terhadap bidang ekuator bumi, dalam interval satu tahun, matahari pada satu saat berada di utara ekuator (deklinasi paling utara +23,5 derajat), dan disaat yang lain berada di selatan ekuator.

Matahari sampai sejauh 23,5º dari ekuator ke arah utara pada sekitar tanggal 22 Juni. Enam bulan kemudian, sekitar tanggal 22 Desember, matahari berada 23,5º dari ekuator ke arah selatan. Antara 22 Juni dan 22 Desember, matahari bergerak ke arah selatan ekuator, bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Sedangkan antara tanggal 22 Desember dan 22 Juni, matahari bergerak ke arah utara ekuator.

Karena gerak tahunan tersebut dikombinasikan dengan gerak terbit terbenam matahari akibat rotasi bumi, maka matahari menyapu (menyinari) daerah-daerah yang memiliki lintang antara 23,5º LU dan 23,5º LS. Pada daerah-daerah di permukaan bumi yang memiliki lintang dalam rentang tersebut, matahari dua kali setahun akan berada kurang lebih tepat di atas kepala. Karena Mekah memiliki lintang 21º 26' LU, yang berarti berada dalam daerah yang disebutkan di atas, maka dua kali dalam setahun, matahari akan tepat berada di atas kota Mekah. Maha suci Allah S.w.t.

Namun moment ini tidak bisa disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia, sebabnya karena bentuk bumi yang bundar. Tempat-tempat yang bisa menggunakan cara di atas adalah tempat-tempat yang terpisah dengan Mekah kurang dari 90º. Wilayah Indonesia barat dan tengah mempunyai keuntungan bisa menyaksikan saat posisi matahari masih tinggi. Di wilayah Indonesia Timur pada waktu tersebut, matahari sudah terbenam sehingga tidak bisa menikmatinya. Wallah a'lam

Tidak ada komentar: