Senin, 18 Januari 2010

Efektifitas Pembelajaran Geografi Melalui Metode Out Door Study Dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar

Minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan seperti yang dikemukakan Effendi (1995) bahwa belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat.

Rendahnya minat belajar siswa di SLTPN 2 Candipuro terhadap mata pelajaran geografi selama ini menandakan bahwa pembelajaran geografi kurang menarik. Hal ini terbukti dari setiap hasil analisis pada setiap ulangan harian daya serap siswa di bawah 65% (tidak tuntas).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar siswa, antara lain dengan pemberian pelajaran tambahan pada kelas 3, penyediaan LKS yang dilengkapi dengan sejumlah soal-soal latihan pada kelas 1 dan 2, tetapi hasilnya masih belum memuaskan.

Dari kenyataan tersebut dapat diduga penyebab mengapa prestasi belajar siswa rendah pada setiap ulangan geografi, antara lain:

Siswa kurang memahami konsep pengajaran geografi. Jam pelajaran geografi berada pada jam terakhir. Siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Minat baca siswa terhadap buku teks geografi rendah. Siswa jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar.

Dari sejumlah permasalahan tersebut di atas sebenarnya ada satu masalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu yang berkaitan dengan minat siswa pada pelajaran geografi. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam belajar geografi disebabkan guru yang masih menggunakan metode ceramah sehingga materi yang diajarkan menjadi verbal/hafalan. Kita menyadari bahwa salah satu kelemahan metode ceramah jika diterapkan secara murni adalah tidak melibatkan anak didik secara aktif dalam proses pembelajaran akibatnya materi tersebut menjadi kurang menarik.

Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran geografi adalah dengan menerapkan metode out door study atau metode di luar ruangan kelas dengan pemberian tugas pada siswa. Karjawati (1995) menyatakan bahwa metode out door study adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode out door study lingkungan diluar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungaan. Metode out door study pada pengajaran geografi menjadi sarana memupuk kreatifitas inisiatif kemandirian, kerjasama atau gotong royong dan meningkatkan minat pada geografi. (Nursid Sumaatmadja, 1996). Dengan demikian diharapkan metode out door study dalam pengajaran geografi dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas II SLTP Negeri 2 Candipuro.

Pemilihan lingkungan di luar sekolah sebagai sumber belajar hendaknya disesuaikan dengan materi pelajarannya. Dalam hal ini materi yang sesuai dengan metode tersebut adalah materi kelas 2 yang banyak menyangkut sumber daya alam yang ada di sekitar kita. Melalui metode out door study, bentuk tugas yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan anak didik pada batas frekuensi yang tetap menggairahkan mereka sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui etektifitas metode out door study dalam meningkatkan minat belajar siswa SLTP kelas 2 dalam mata pelajaran geografi.

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat, bagi guru sebagai bahan masukan tentang penggunaan metode out door study dalam pembelajaran geografi dalam rangka menumbuhkan minat belajar siswa, sedangkan untuk siswa diharapkan dapat menumbuhkan minat dan pemahaman siswa terhadap materi geografi.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SLTP Negeri 2 Candipuro Kabupaten Lumajang, pada pertengahan bulan Juli – Oktober 2002 pada mata pelajaran geografi khususnya kelas 2C. Sekolah itu terletak di kaki gunung Semeru dan jarak dari Kecamatan sekitar 7 km. Siswa rata-rata berasal dan tingkat sosial ekonomi yang beragam.

Dalam penelitian tindakan kelas ini instrument yang digunakan adalah observasi/pengamatan untuk guru, angket dan catatan lapangan, lembar observasi digunakan oleh kolaborator untuk mengamati guru pada saat pelaksanaan KBM. Angket diberikan kepada siswa setelah penelitian tindakan pada sikius I dan sikius II untuk mengukur minat siswa terhadap pelajaran geografi. Sedangkan catatan lapangan dilaksanakan pada saat KBM sedang berlangsung dengan harapan dapat memperoleh beberapa temuan/data tentang kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Pada penelitiaan tindakan ini menggunakan 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus terdiri 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan waktunya 2 x 45 menit. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan penelitian ini menyesuaikan dengan pokok bahasan yang ada di kelas 2. Masing-masing siklus dilaksanakan dengan dilengkapi instrumen/alat observasi. Siklus pertama dirancang dengan dasar refleksi awal, selanjutnya siklus kedua didasarkan atas refleksi siklus pertama.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Siklus Pertama

Guru sudah menentukan lokasi di luar kelas untuk melaksanakan penelitian yang tidak jauh dari sekolah. Kemudian guru sudah membagi 8 kelompok, yang masing-masing kelompok anggotanya 5 siswa.

Guru membuat panduan belajar siswa pada waktu belajar diluar kelas yang nantinya dibagikan pada masing-masing kelompok.

Guru sudah menetapkan tema/materi pembelajaran. Pertemuan 1 adalah Sumber Daya Alam, pertemuan 2 adalah Jenis-jenis Sumber Daya Alam.

Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan awal :

  • Guru mengajak siswa ke lokasi di luar kelas.
  • Guru mengajak siswa untuk berkumpul menurut kelompoknya.
  • Guru memberi salam.
  • Guru memberi motivasi pada siswa tentang pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar termasuk manfaat sumber daya alam yang ada di sekitarnya.
  • Guru memberikan panduan belajar kepada masing-masing kelompok
  • Guru memberikan penjelasan cara kerja kelompok

Kegiatan inti:

  • Masing-masing kelompok berpencar pada lokasi untuk melakukan pengamatan dan diberi waktu ± 25 menit.
  • Guru membimbing siswa selama pengamatan di lapangan.
  • Selesai pengamatan siswa di suruh berkumpul kembali untuk mendiskusikan hasil pengamatannya.
  • Guru memandu diskusi dan siswa di beri kesempatan memberi tanggapan waktunya ± 25 menit.

Kegiatan akhir:

  • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/ kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran.
  • Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

a. Kegiatan pengamatan/observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan di atas yang dilakukan oleh kolaborator. Adapun hal-hal yang diobservasi meliputi:

  • Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM
  • Kegiatan siswa dalam kerja kelompok
  • Aktifitas guru dalam mengelola KBM di luar kelas
  • Monitoring angket siswa

b. Refleksi;

Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil kerja siswa pada siklus I, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan diantaranya dalam pengelompokan siswa, lokasi yang kurang sesuai, keterbatasan waktu (karena banyak waktu yang terbuang), dan konsentrasi/perhatian siswa mudah berubah.

SIKLUS KEDUA

a. Perencanaan tindakan pada siklus kedua dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I, antara lain:

  • Menentukan lokasi yang lebih tepat/sesuai dengan tema.
  • Membuat panduan belajar siswa yang mudah dipahami oleh siswa.
  • Menyiapkan waktu yang tepat agar tidak banyak waktu yang terbuang.
  • Menyiapkan pengeras suara (misal megaphone) untuk lebih memusatkan konsentrasi siswa.
  • Kelompok siswa disusun secara variatif agar merata antara kemampuan masing-masing siswa.
  • Menetapkan pokok bahasan/tema yang lebih menarik. Pertemuan 3 mengenai Tanah, perternuan 4 mengenai Batuan.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan awal :

  • Guru langsung mengajak siswa ke lokasi.
  • Guru meminta siswa berkumpul sesuai kelompoknya.
  • Guru membuka pelajaran dan memberi salam.
  • Guru memberi motivasi yang lebih meningkatkan antusias siswa.

Kegiatan inti :

  • Masing-masing kelompok berpencar pada lokasi yang sudah ditentukan dan diberi waktu ± 25 menit.
  • Guru membimbing siswa selama pengamatan.
  • Selesai waktu yang sudah ditentukan guru mengajak siswa berkumpul kembali untuk diskusi hasil pengamatannya.
  • Guru memandu diskusi dan siswa diberi kesempatan memberi tanggapan waktu yang disediakan ± 25 menit.

Kegiatan akhir:

  • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran.
  • Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

Kegiatan pengamatan/observasi Dalam siklus kedua ini tampak beberapa perubahan yang dialami siswa, yaitu semangat, pemahaman siswa terhadap pelajaran, keberanian siswa mengemukakan pendapat dan kreatifitas/keaktifan siswa mengalami peningkatan semangat siswa yang semula 95% menjadi 97,5%; pemahaman siswa yang semula 80% menjadi 97,5%, keberanian berpendapat yang semula 80% menjadi 87,5%, dan keaktifan siswa yang semula 77,5% menjadi 87,5%.

c. Refleksi

Dalam siklus ke 2 ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu kerja kelompok cenderung anak tertentu saja yang bekerja, konsentrasi siswa mudah sekali beralih karena di luar kelas sering kali banyak gangguan misalnya suara bising, orang yang hilir mudik, cuaca di luar kelas yang tidak menentu misalnya hujan atau angin dan lain-lain. Hal tersebut menuntut kepandaian guru untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan,

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Metode out door study berhasil meningkatkan minat belajar siswa kelas 2 pada materi pelajaran geografi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan dalam 2 sikius, antara lain:

  1. Metode out door study menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar, lebih berkonsentrasi pada materi, membuat daya pikir siswa lebih berkembang, suasana belajar lebih nyaman, siswa lebih dapat memahami materi pelajaran, siswa lebih berani mengemukakan pendapat dan membuat siswa lebih aktif.]
  2. Metode out door study lebih efisien dan etektif jika diterapkan dengan baik, terutama pada mata pelajaran georgafi yang ruang lingkup pengajarannya berupa alam lingkungan yang menjadi ciri khasnya.

SARAN

  1. Guru geografi dapat menerapkan metode out door study melalui karyawisata ke tempat-tempat tertentu dengan harapan minat siswa terhadap pelajaran geografi semakin meningkat.
  2. Kepala sekolah hendaknya lebih banyak memberikan motivasi kepada guru mata pelajaran yang lain selain geografi agar dapat menerapkan metode out door study dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi. 1995. Filsafat Komunikasi. Bandung; Remaja. Rosdakarya.

Karjawati, 1995. Hubungan antara penggunaan metode mengajar, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pengataman mengajar guru dengan tingkat motivasi beiajar geografi siswa SMA Negeri di Kotamadya Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Program Sarjana IKIP Malang.

Sumaatmadja, N. 1997. Metodologi pengajaran geografi. Bandung. Bina Aksara

Walgito, B. 1981. Bimbingan penyuluhan di sekolah. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

The Liang Gie. 1985. Cora Belajar efisien. Yogyakarta: UGM Press.

Syaifullah. M. 1995. Motivasi belajar pembelajaran dan upaya-upaya peningkatannya. Malang: IKIP Malang.


*) Ninik Widayanti adalah guru SLTPN 2 Candipura Kabupaten Lumajang Jawa Timur.

Sumber : Buletin Pelangi Pendidikan (Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP), Volume 6 No. 1 Tahun 2003.

Tidak ada komentar: