Kamis, 08 April 2010

PENGENALAN GEOGRAFI FISIK

PENGENALAN GEOGRAFI FISIK
Geografi fisik merupakan bagian dari ilmu geografi. Banyak orang mengartikan geografi sebagai ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan peta. Pengertian ini masih bersifat parsial, ilmu geografi sebenarnya adalah ilmu mengenai fenomena alam dan manusia dalam dimensi spasial. (geography is the study natural and human constructed phenomena relative to a spatial dimension)

Ilmu geografi mengalami banyak perkembangan dan pengembangan. Banyak ilmu baru lahir sebagai cabang dari ilmu geografi, termasuk diantaranya geografi fisik. Untuk mendapat pemahaman yang lebih tajam mengenai ilmu geografi fisik ini berikut akan dibahas sekilas mengenai sejarah evolusi ilmu geografi.


Sejarah Geografi dan Geografi Fisik

Ilmu geografi berawal sekitar 4000 tahun yang lalu, dimana geografi bertujuan untuk memetakan objek-objek dan tempat-tempat yang telah dijelahi. Pada saat itu peradaban Cina, Mesir, dan Phoenician telah memulai eksplorasi ke berbagai wilayah. Bukti sejarah pertama yang ditemukan berasal dari peta Babilonia tertanggal 2300 BC.

Yunani kuno mengaplikasi bentuk geografi lebih ke pembuatan peta, atau yang sekarang dikenal dengan kartografi. Filsuf dan llmuwan Yunani juga tertarik mempelajari karakteristik alam dan manusia, salah satu nya adalah Herodotus (circa 484 - 425 BC) yang menulis berbagai buku mengenai Geografi fisik dan manusia (Human and Physical Geography) dari kerajaan persia.

Selain itu Yunani kuno juga tertarik untuk mempelajari bentuk, ukuran dan geometri bumi. Aristoteles (circa 384 - 322 BC) membuat hipotesa dan menunjukkan secara ilmiah dari bentuk bayangan bulan bahwa bentuk bumi adalah bentuk sferis (spherical shape). Kemudian Eratosthenes (circa 276 - 194 BC) menghitung panjang keliling bumi di ekuator adalah 40,233 km melalui perhitungan relasi geometri sederhana. Perhitungan keliling bumi menggunakan teknologi satelit modern adalah 40,072 km!

Pengetahuan dari bangsa yunani mengenai geografi ini ini kemudian terwariskan ke bangsa romawi, yang banyak menggunakan ilmu geografi untuk melakukan ekspansi militer, selain juga menambah wawasan ilmu geografi. Strabo (circa 64 BC - 20 AD) menulis 17 seri buku dengan judul "Geographia". Strabo mengabadikan eksplorasinya di bumi dalam perspektif geografi. Beliau mendeskripsikan Cultural Geographies dari beragam kebudayaan dari mulai Inggris hingga India, dari Ethiopia hingga Iceland. Starbo juga membuat definisi geografi sebagai berikut: "describe the known parts of the inhabited world ... to write the assessment of the countries of the world [and] to treat the differences between countries".

Pada abad kedua masehi, Ptolemy (circa 100 - 178 AD) membuat berbagai kontribusi terhadap geografi. Publikasinya dalam Geographike hyphegesis or "Guide to Geography" menggabungkan dan merangkum berbagai informasi geografi dari jaman Yunani dan Romawi. Beliau juga menciptakan 3 metode proyeksi bumi ke peta, perhitungan koordinat berbagai lokasi di bumi, dan memperkenalkan istilah lintang-bujur atau latitude-longitude

Selama jaman Renaissance (1400 to 1600 AD) banyak perjalanan geografi yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di eropa. Perjalanan-perjalanan ini banyak dibiayai karena keuntungan komersial yang dapat diperoelh dari hasil eksplotasi kekayaan alam yang dilakukan. Perjalanan-perjalan yang dilakukan juga menambah banyak wawasan dan ilmu pengetahuan yang baru. Yang terkenal adalah Christopher Columbus, Vasco da Gama, Ferdinand Magellan, Jacques Cartier, Sir Martin Frobisher, Sir Francis Drake, John dan Sebastian Cabot, dan John Davis. Pada jaman ini juga Martin Behaim pada tahun 1492 membuat globe sferis yang mendeskripsikan bumi dalam bentuk 3-dimensi. Globenya ini banyak menginspirasi penjelajah bahwa mereka dalam mengelilingi bumi.

Peta yang dibuat oleh Oliva pada 1560, mendeskrpisikan bagian dunia yang telah diketahui pada masa itu. Pada abad ke-17, Bernhardus Varenius (1622-1650) mempublikasikan referensi geografi berjudul Geographia generalis (General Geography: 1650). Di bukunya ini Varenius membagi geografio dalam 3 disiplin. Yang pertama, bagian yang memperlajari bentuk dan dimensi bumi. Kedua, mempelajari pasang surut, variasi iklim dan fenomaena lainnya yang terkait dengan pergerakan bulan dan matahari. Kedua bagian ini kemudian berkembang menjadi Geografi fisik. Bagian yang terakhir adalah bagain yang mempelajari mengenai kebudayaan, yang kini dikenal sebagai Cultural Geography.

Pada abad ke-15, filsuf Jerman Immanuel Kant (1724-1804) mengatakan bahwa pengetahuan manusia dapat dibagi dalam 3 kategori. (1) pengetahuan berdasarkan tipe objek yang dipelajari. Zoology mempelajari hewan, botany memperlajari flora, geology mempelajari batuan, dsb. (2) pengetahuan berdasarak dimensi temporal, yang dikenal sebagai sejarah. (3) pengetahuan yang mempelajari fakta dan fenomena melalui hubungan spatial, atau dikenal sebagai geografi. Kant juga membagi geografi ke dalam 6 cabang: Physical, Mathematical, Moral, Political, Commercial, and Theological Geography.

Pada 1800-an, geografi banyak mengalmi perkembangnan di Eropa dan Amerika Serikat. Di Jerman, Alexander von Humboldt, Carl Ritter, dan Fredrich Ratzel banyak membuat kontribusi untuk human and physical geography. Kosmos (1844) mempelajari geologi dan geogrfai fisik dari bumi. Pada akhir abad ke-19, Ratzel berteori bahwa distribusi dan kebudayaan manusia banyak dipengaruhi oleh linkungan alam. Geographer Perancis Paul Vidal de la Blanche mengatakan bahwa manusia merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi lingkungan. Ide bahwa manusia memodofikasi lingkungan fisik bumi juga tercetus di Amerika Serikat. Pada tahun 1847, George Perkins Marsh mengatakan bahwa kegiatan manusia banyak memberikan dampak yang buruk pada lahan bumi, terutama dengan deforestasi dan perubahan lahan yang dilakukan manusia. Hal ini tertuang dalam bukunya Man and Nature atau The Earth as Modified by Human Action, yang dipublikasikan tahun 1864. beliau saat itu telah memberikan peringatan akan konsekuensi ekologis dari kegiatan manusia.

Selama 50 tahun pertama tahun 1900an, banyak penelitian geografi yang dilakukan menggunakan metode deskriptif untuk menjawab research questions. Mulai tahun 1950an, penelitian geografi mengalami perubahan dalam metodologi, dan mulai terjadi revolusi kuantatif dimana orang lebih mempertanyakan proses terjadinya suatu fenomena. Hingga kini, orang memakai pendekatan seperti ini terlebih dengan perkembangan computer dan teknologi.

Pada tahun 1964, William Pattison mempublikasikan artikel pada Journal of Geography (1964, 63: 211-216) yang menyebutkan bahwa Geografi modern terbagi atas 4 tradisi:
1. Spatial Tradition – investigasi fenomena geografi dari perspektif spasial.
2. Area Studies Tradition – studi geografi pada suatu area di muka bumi baik skala local, skala regional, maupun skala global.
3. Human-Land Tradition – study geografi menyangkut interaksi manusia dengan lingkungan.
4. Earth Science Tradition – studi fenomena alam dari perspekti spasial, yang lebih dikenal sebagai geografi fisik.

Pada saat ini, tradisi akademik Pattison masih merupakan kajian utama investigasi geografi, namun seiring dengan peningkatan populasi manusia dan perubahan lingkungan yang ditimbulkannya, banyak investigasi menyangkut bagaimana manusia merubah lingkungan dan pengaruhnya terhadap kehidupan. Penelitian yang dilakukan mengarah untuk mencari cara mereduksi pengaruh negative yang dapat timbul. Penelitian ini menyangkut degradasi lingkungan dari hidrosfer, atmosfer, litosfer, dan biosfer, penggunaan sumber daya alam, bencana alam, environmental impact assessment; dan efek dari urbanisasi dan perubahan lahan terhadap lingkungan alaminyua.

Dari bahasan diatas, kita dapat menyimpulkan definisi geografi secara sederhana adalah sebuah bidang ilmu yang mengkaji fenomena alam secara spasial. “Geography is the field of knowledge that is concerned with how phenomena are spatially organized”.

Secara umum ilmu geografi menjawab 3 pertanyaan:
 where – dimana terletak
 why – mengapa terletak di situ
 how – bagaimana bias terletak di situ

Geografi Fisik mencoba menjelaskan bagaimana pola spasial dan orientasi dari fenomena alam yang terjadi. “Physical Geography attempts to determine why natural phenomena have particular spatial patterns and orientation”. Geografi Fisik merupakan pengetahuan tentang lingkungan bumi dan dinamikanya, serta kaitannya dengan manusia. Jadi Geografi merupakan bidang ilmua yang membahas elemen-elemen penting lingkungan fisik manusia secara bersama dan interrelasi.

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri dijelaskan definisi Geografi sebagai ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Sedangkan Geografi Fisik adalah cabang ilmu geografi tentang ciri-ciri dan sifat-sifat permukaan bumi, atmosfer, iklim, dan sebagainya.


Elemen Geografi

Dari bahasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa geografi memiliki setidaknya 2 bidang kajian dengan metologi yang serupa: Geografi Fisik (Physical Geography) dan Geografi Manusia (Human Geography). Geografi fisik fokus pada unsur-unsur fisik atau fenomena alam, sedangkan Geografi manusia fokus pada manusia dan aktifitasnya.

Subdisiplin primer Geografi Fisik mempelajari atmosfer bumi (Meteorology and Climatology), kehidupan flora dan fauna (Biogeography), bentuk fisik permukaan bumi (Geomorphology), tanah (Pedology), dan air (Hydrology). Sedangka ilmu yang dipelajari di Geografi Manusia yaitu kehidupan bermasyarakat dan kebudayaannya (Social and Cultural Geography), perilaku (Behavioral Geography), ekonomi (Economic Geography), politik (Political Geography), and system kota (Urban Geography). Perbedaan antara keduanya diberikan pada Tabel 1, sehingga dapat lebih dipahami dan dimengerti fokus kajian dan perbedaan kajian dari kedua subbidang ilmu geografi ini.

Geografi disamping melakukan riset dasar, juga memelihara hubungan dan integritas perspektive yang menghubungkan pengetahuan dari beberapa disiplin ilmu. Geografi merupakan sebuah disiplin ilmu yang mengintegrasikan beranekaragam subjek. Hampir semua area pengetahuan manusia dapat juga dipelajari dari perspektif spasial. Diagram hubungan ilmu geografi dengan disiplin lain diperlihatkan pada Gambar 5.

Setiap bidang geografi terkait dekat dengan disiplin sumbernya (common-source). Misalnya geografi kultural terhubung dekat dengan antropologi, geografi politik dengan ilmu politik, geografi populasi dengan demografi.

Fokus ilmu geografi fisik adalah layer kehidupan, zona dangkal daratan dan lautan yang mengandung banyak organik hidup, biosfir. Perhatian utama dari ilmu geografi fisik adalah masalah kualitas layer kehidupan. Kualitas mengandung arti jumlah faktor-faktor fisik yang membuat layer kehidupan dapat digunakan sebagai habitat bagi seluruh tanaman dan hewan, tapi khususnya bagi manusia.

Kualitas itu ditentukan oleh faktor-faktor, kekuatan, dan input-input yang datang dari atmosfir dan lithosfir. Atmosfir membentuk iklim, yang menyebabkan terjadinya pertukaran panas dan air dengan daratan. Atmosfir juga menyediakan elemen-elemen vital untuk kehidupan seperti karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen. Lithosfir mempunyai unsur-unsur landscape-pegunungan, bukit, dan dataran-menyediakan habitat yang bervariasi untuk tumbuhan. Lithosfir juga sumber dasar elemen-elemen nutrien yang dibutuhkan untuk tumbuhan dan hewan. Air adalah bentuk material kehidupan penting lainnya, yang meresap pada layer kehidupan. Dalam segala bentuknya, air yang ada di bumi disebut hidrosfir.

Diantara atmosfir, lithosfir, dan hidrosfir dalam hubungannya dengan biosfir, terjadi suatu sistem aliran zat dan energi secara berkesinabungan. Sistem aliran ini berkenaan dengan energi matahari dan melibatkan udara, air, zat mineral, atau organisme hidup.

Memahami geografi fisik suatu daerah adalah vital ketika merencanakan suatu kelangsungan hidup bumi. Kelangsungan hidup tidak hanya bergantung pada ketersedian air dan makanan, tapi juga bergantung pada apakah lingkungan terhindar dari polusi dan perusakan yang dapat menurunkan daya dukung dari tanah itu sendiri. Tujuan utama dari geografi fisik yaitu mengevaluasi pengaruh manusia pada lingkungan alam.

Subdisiplin dari ilmu Geografi Fisik:
1. Geomorfologi (Geomorphology)
Adalah ilmu yang mempelajari pembentukan permukaan bumi. Mempelajari evolusi lereng, pembangunan daratan dan plateau, dan proses-proses terbentuknya bukit pasir dan goa dan tebing (elemen-elemen fisik dari bentang daratan). Pergerakan dari udara, es, gelombang air berkontribusi dalam pembentukan bentang daratan.
2. Klimatologi (Climatology)
Yaitu mempelajari iklim dan distribusi spasialnya. Merupakan kombinasi antara ilmu meteorologi (suatu ilmu cabang dari fisika yang mempelajari penomena atmosfir) dan geografi fisik. Klimatologi studi tentang: klasifikasi iklim, perubahan iklim, pola vegetasi, formasi tanah, dan hubungan antara sosial manusia dan iklim.
3. Biogeografi (Biogeography)
Adalah gabungan antara bidang ilmu biologi dan geografi fisik. Biogeografi dibagi dalam tiga bidang spesialisasi yaitu fitogeografi (spesialisasi dalam bidang botani), zoogeografi (spesialisasi dalam bidang hewan), dan ekologi.
4. Geografi tanah (Soil Geography)
Mempelajari pola-pola spasial tanah, distribusi, dan hubungannya dg iklim, vegetasi, dan manusia.
5. Geografi laut (Marine Geography)
Terkait dengan disiplin oseanografi. Dari sisi aspek sosial bidang ini mengkaji batas-batas laut, kompetisi sumber daya laut, dan hukum laut. (berkaitan erat dengan bidang geografi politik). Dari sisi fisik, bidang ini banyak mengkaji garis pantai dan tepi laut, mulut sungai dan unsur-unsur bentang daratan yang berkenaan dengan batas-batas laut kontinen.
6. Sumber daya air (Water Resources)
Adalah perpotongan antara bidang studi geografi fisik dan hidrologi. Mempelajari secara sistematik persediaan air yang ada dipermukaan dan sub-permukaan yang berpotensi bagi kehidupan manusia.

Dalam beberapa textbook, Geografi fisik juga dikaitkan dengan ilmu lainnya seperti geologi, ekologi, oseanografi, kartografi dan astrinomy.


Sejarah Geografi Fisik

Pada periode 1850 to 1950 terdapat 4 ide yang mempengaruhi disiplin imlu geografi fisik:
(1). Uniformitarianism – teori ini menangkal bahwa kondisi bumi sesaat adalah akibat kekuatan alam yang dasyat. Teori ini mengatakan bahwa kegiatan manusia dan alam dari masa lalu dan masa sekarang akan mempengaruhi bumi di kemudian hari.
(2). Evolution - Charles Darwin's Origin of Species (1859) mengatakan bahwa seleksi alam akan menentukan individu mana yang akan bertahan hingga masa depan, dan bahwa setiap individu akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup.
(3). Exploration and Survey – pada tahun 1900an bidang Geografi fisik banyak ditunjang dengan pengumpulan data dari hasil eksplorasi dan survey bumi. Pengumpulan data yang dilakukan termasuk data ketinggian, klasifikasi dan deskripsi lahan, pengukuran volume aliran sungai, pengukuran berbagai fenomena terkait dengan iklim dan cuaca, klasifikasi tanah, organisme, komunitas biologi dan ekosistem.
(4). Conservation – pada tahun 1850an mulai digiatkan upaya perlindungan alam menyusul terjadinya banyak perusakan alam akibat kegiatan manusia. hal ini antara lain tercetus oleh George Perkins Marsh (1864) dalam bukunya "Man in Nature" atau "Physical Geography as Modified by Human Action".

Setelah tahun 1950, terdapat dua kekuatan yang mempengaruhi ilmu Geografi fisik:
(1). The Quantitative Revolution – pengukuran menjadi focus utama dalam penelitian Geografi fisik, terutama untuk uji coba suatu hipotesis. Pengukuran ini melibatkan pemetaan, modeling, statistic, matematika, dan uji coba hipotesis. Para ilmuwan kini cenderung mempelajari proses terjadinya suatu fenomena alam ketimbang hanya mendeskripsikannya.
(2). The study of Human/Land Relationships – pengaruh dari kegiatan manusia terhadap lingkungan menjadi lebih tampak setelah tahun 1950. Sebagai respon, para ilmuwan Geografi fisik mulai mempelajari bagaimana pengaruh dari kegiatan manusia terhadap lingkungan. Penelitian yang banyak dilakukan menyangkut degradasi lingkungan dan penggunaan sumber daya alam, bencana alam, environmental impact assessment; dan efek dari urbanisasi dan perubahan lahan terhadap lingkungan alaminya.


Masa Depan Geografi Fisik

Kedepannya trend dari penelitian Geografi fisik akan mengarah ke beberapa hal yakni:
(1). Applied Physical Geography akan terus berkembang untuk melakukan analisis dan koreksi dari masalah lingkungan yang diakibatkan oleh manusia. Informasi teoritik dari Geografi fisik adalah penting untuk memanage dan memecahkan masalah terkait dengan fenomena alam yang ditemukan di dunia nyata.
(2). Remote Sensing – perkembangan teknologi memunculkan banyak instrument untuk memonitor sumber daya bumi dan lingkungan. Remote sensing akan menjadi tools yang akan semakin dipergunakan. Penggunaannya yang paling familiar adalah untuk memonitor iklim bumi untuk melakukan prediksi.
(3). Geographic Information Systems (GIS) – GIS memadukan basis data dengan koordinat spasial pada peta digital di computer. GIS akan menjadi semakin penting untuk manajemen sumber daya.

Geografi fisik adalah suatu bidang ilmu yang membahas elemen-elemen penting lingkungan fisik manusia secara bersama dan inter-relasi. Fokus ilmu geografi fisik adalah layer kehidupan, zona dangkal daratan dan lautan yang mengandung banyak organik hidup, biosfir. Perhatian utama dari ilmu geografi fisik adalah masalah kualitas layer kehidupan. Sebelum tahun 1950, geografi fisik dipengaruhi oleh uniformitarianism, teori evolusi, eksplorasi bumi, dan gerakan konservasi alam. Setelah tahun 1950, dua kekuatan yang mempengaruhi ilmu Geografi fisik adalah Revolusi kuantitatif dan studi dari relasi manusia/lahan. Kedepannya, Geografi fisik akan mengarah ke Applied Geografi Fisik, pemanfaatan Remote Sensing, dan Sistem Informasi Geografik.

Tidak ada komentar: